Kamis, 04 Juli 2013

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN JASA PERSONALIA



·      MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :
1.      Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead
2.      Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
3.      Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi 

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
     Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banya perusahaan distribusi dan eceran , manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
     Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi , auditor biasanya ingin memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi itu.Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan , terutama pada saat mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan atas persediaan, serta masalah penyajian dan pengungkapan. 

MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS

Materialitas
     Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi menurut pertimbangan. Petimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.

Risiko Inheren
     Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah , karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu.

Prosedur Analitis
     Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan, jika laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi.

PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
     Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi dalam siklus produksi. Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai. Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan catatan seperti file produk atau file induk.

·      AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PABRIKASI
     Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas :
1.      Pemisahan tugas , pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
2.      Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat
3.      Pengendalian fisik
4.      Penelaah kinerja dan akuntabilitas.

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT
     Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini :
1.      Memulai produksi :
·         Merencanakan dan mengendalikan produksi
·         Mengeluarkan bahan baku
2.      Memindahkan barng :
·      Memroses barang dalam produksi
·      Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
·      Melindungi persediaan
3.      Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
·      Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
·      Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN
     Bagian ini berhubungan dengan pengujian substatntif atas presediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya , dan upaya audit yang sangat substansila. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi , harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN
     Sesuai dengan model audit yang telah diuraikan dan diterapkan, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi.
     Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhannya yang dapat diterima mungkin harus diperkecil untuk asersi-asersi ini dibandingkan untu yang lainnya.

JASA-JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI
     Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas.
     Lebih jauh lagi , prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas proses manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan suatu usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka akuntan publik biasanya akan coba membahas masalah bagaiman klien dapat memperbaiki proses manajemen persediaannya.

MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
     Siklus jasa personalia , suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insenstif ( borongan ), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan ( misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti ). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.
     Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. 

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
     Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah, karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunannya mungkin dihabiskan untuk jasa dan tunjangan personalia.
     Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahami :
1.      Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas ( misalnya, apakah entitas bersifat padat karya atau padat modal )
2.      Sifat kompensasi , karena kompesasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji
3.      Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.

MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS

Materialitas
     Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi dan kantor profesional, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa personalia mungkin menjadi pengeluaran yang utama.

Risiko Inheren
     Auditor jarang memperhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena sebagian besar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan tetapi, penipuan gaji dan upah (keberadaan atau keterjadian) telah menjadi perhatian utama auditor.Oleh karena itu, risiko inheren mungkin tinggi untuk asersi eksistensi / keberadaan atau keterjadian , penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Analitis
     Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Prosedur analitis berguna dalam mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspektasi auditor. 

PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
            Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer sumber daya manusia atau personalia.
     Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang berhubungan dengan transaksi penggajian. Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENGGAJIAN
FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT
     Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :
1.      Memulai transaksi penggajian yang mencukupi :
·         Mengangkat karyawan
·         Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
2.      Penerimaan jasa mencakup :
·         Menyiapkan data kehadiran dan pencapaian waktu
3.      Pencatatan transaksi penggajian yang mencakup :
·         Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah
4.      Pembayaran gaji dan upah yang mencakup :
·         Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
·         Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH
     Pengujia substantif atas saldo gaji dan upah biasanya dilaksanakan pada atau menjelang tanggal neraca. Saldo-saldo tersebut mencakup kewajiban akrual untuk gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan karyawan , dan pajak gaji dan upah, serta akun-akun beban yang terkait.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
     Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya risiko inheren untuk asersi eksistensi atau keterjadian serta penilaian atau alokasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang keefektivan pengendalian atas risiko-risiko ini dalam banyak kasus akan memungkinkan penilaian risiko pengendalian yang rendah, sehingga menghasilkan tingkat risiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh asersi gaji dan upah.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
     Auditor tidak mengkonfirmasi kewajiban gaji dan upah. Sementara prosedur analitis sudah dibahas sebelumnya dalam bab ini. Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga oleh prosedur ini, auditor sudah memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Penjelasan kami tentang pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi pada prosedur-prosedur berikut ini :
1.      Menghitung kembali  kewajiban gaji dan upah akrual
            Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual pada tanggal neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pajabat dan karyawan untuk gaji dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dsb, serta sebesar jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah untuk pajak-pajak gaji dan upah
Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor harus mereview perhitungan manajemen atau melakukan perhitungan sendiri.Jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalam laporan gaji dan upah
2.      Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pasca pensiun yang signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta engungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikan berhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi ( menetukan beban pensiun ), serta asersi penyajian dan pengungkapan ( menulis catatan kaki tentang pensiun )
3.      Mengaudit Opsi saham dan hak apresiasi saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan :
·   Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi yang diberikan kepada karyawan atau pejabat.
·         Bagaimana beban kompensasi ditentukan dan bagaimana beban kompensasi dialokasikan ke berbagai periode akuntansi.
·         Kecukupan pengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif
Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besar perusahaan menyusun program opsi sahamnya untuk memenuhi persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat menggunakan pendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yang berkaitan dengan penggunaan opsi saham .
4.      Memverifikasi kompensasi pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan yaitu pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang disrehkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena alasan-alasan ini , otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi lainnya harus dibandingkan dengan jumlah yang tercatat. Pengujian ini berhubungan dengan tujuan yang berkaitan dengan setiap kategori asersi.

·JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS JASA PERSONALIA
     Manajemen personalia merupakan proses inti bagi banyak perusahaan . Disini masalah utamanya adalah bagaimana auditor menggunkan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit untuk memberikan jasa bernilai tambah bagi para kliennya.
     Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan publik akan sering mengevaluasi statistik produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa lebih produktif , maka perusahaan kerap kali mencapai profitabilitas yang lebih baik dalam industri. Bagi organisasi jasa , merupakan hal yang penting untuk memiliki cara mengevaluasi produktivitas karyawan ( seringkali produktivitas karyawan dalam tim atau departemen ). Para akuntan publik, biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat pertanggungjawaban bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya mereka – dalam hal ini sumber daya gaji dan upah. Akuntan publik dapat membantu klien dengan :
1.     Menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat atau
2. Mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar