Hari ini
adalah hari terciptanya blog ku hehehehe...masih bingung mau nulis apa,
jadinya nulis kembali tugas kuliah zaman kuliah profesi dulu...semoga
bermanfaat ^_^
TANTANGAN DALAM GLOBALISASI
TANTANGAN DALAM GLOBALISASI
Globalisasi dapat pula dipandang sebagai suatu tantangan. Dalam konteks
globalisasi sebagai tantangan merupakan cara pandang yang optimistis, dimana
memandang globalisasi sebagai suatu yang menantang. Sesuatu yang menantang mengandung
makna bahwa sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan barbagai upaya
dan strategi.
Perdagangan atau pasar bebas, dapat dikatakan sebagai tantangan.
Tantangan yang terkandung pada sistem pasar bebas adalah bagaimana kita dapat
memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang untuk mengembangkan industri dan
menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing dan diserap pasar internasional.
Guna menghadapi tantangan tersebut, maka sumber daya manusia yang berkualitas
(masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan inovatif) sangat
diperlukan untuk dapat memainkan peran sebagai pelaku aktif yang dapat bersaing
atau bahkan keluar sebagai pemenang dalam persaingan global.
Sumber daya manusia yang berkualitas juga sudah menjadi tuntutan dan
keharusan untuk dapat menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam
memperebutkan lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, mampu bersaing dengan semua bangsa di dunia,
maka semua komponen masyarakat terutama dunia pendidikan di tuntut perannya
untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Globalisasi tidak bisa ditolak atau dihindari, dia hadir seiring
perkembangan peradaban manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena
itu, yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan seksama, turut serta
memainkan peran dalam setiap tantangan dan peluang yang tersedia. Salah satu
faktor yang menentukan dalam daya saing suatu produk adalah mutu produk. Mutu
merupakan bagian isu kritis yang menantang dalam persaingan global. Tantangan
lainnya dalam menghadapi pasar dan persaingan bebas adalah bagaimana
menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien, efektif, dinamis dan
berkelanjutan, penyebarluasan teknologi dan inovasi yang terkait dengan sistem
produksi, packaging, serta pemasaran.
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau
proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang
melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Berikut ini beberapa ciri
yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia :
a.
Perubahan dalam
Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World
Trade Organization
(WTO).
c.
Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka
ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
d.
Meningkatnya masalah
bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
PROSES GLOBALISASI
Istilah Globalisasi,
pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada
politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan.
Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan
disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan
akselerasi komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi. Disintegrasi
negara-negara komunis yang mengakhiri Perang Dingin memungkinkan kapitalisme
Barat menjadi satu-satunya kekuatan yang memangku hegemoni global. Itu sebabnya
di bidang ideologi perdagangan dan ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai
Dekolonisasi (Oommen), Rekolonisasi ( Oliver, Balasuriya, Chandran),
Neo-Kapitalisme (Menon), Neo-Liberalisme (Ramakrishnan). Malahan Sada menyebut
globalisasi sebagai eksistensi Kapitalisme Euro-Amerika di Dunia Ketiga.
Menurut Abdul Rahman
Embong (2000) globalisasi dikaitkan dengan konsep pengurangan kedaulatan
negara, keterobosan batas wilayah, kecanggihan teknologi, pengecilan dunia dan
pengembangan transaksi perdagangan berdasarkan pemikiran perdagangan bebas. Hal
lainnya diungkapkan oleh Yoshihara Kunio (2001) bahwa globalisasi
bukan saja membawa definisi yang bersifat sejagat di kalangan penduduk dunia,
tetapi juga mengancam proses pembentukan negara bangsa, oleh karena globalisasi
pada dasarnya ingin mewujudkan negara tanpa batas.
MENJADI MASYARAKAT GLOBAL
Masyarakat konsumen yang
hidup dari tanda-tanda yang ditawarkan oleh globalisasi pada gilirannya akan
menjadi masyarakat yang menganut individualisme baru. Individualisme baru ini
muncul sejalan dengan berkembangnya neoliberalisme dalam kapitalisme global.
Dalam liberalisme awal muncul individualisme klasik yang masih identik dengan
kaum kapitalis. Liberalisme awal menawarkan konsep tentang kebebasan individu
termasuk di dalamnya kebebasan hak milik yang masih terbatas dalam sekat-sekat
kedaulatan suatu negara.
Oleh Baudrillard,
individualisme baru dihubungkan dengan masyarakat konsumen yang pasif dan
mendasarkan identitasnya pada tanda yang berada di belakang barang komoditi
yang dikonsumsinya. Hal ini tentunya menjadi mungkin karena dalam kapitalisme
global kegiatan produksi sudah bergeser dari penciptaan barang konsumsi, ke
penciptaan tanda (Baudrillard, 1998: 72-75).
Menurut Baudrillard
individualisme baru merupakan sifat yang tercermin dalam tindakan-tindakan
konsumsi secara kontinyu dari masyarakat konsumen. Relasi sosial yang terjadi
dalam masyarakat konsumen sangat bergantung pada pola konsumsi ini. Nilai-nilai
yang diperkenalkan oleh kaum kapitalis menjadi nilainilai yang disharingkan dan
dianggap sebagai “kewajaran yang seharusnya ditaati” oleh setiap anggota
masyarakat.
Fitur-fitur yang muncul
bersamaan dengan munculnya tipe-tipe baru dari HP telah ikut membuat pola
relasi masyarakat berubah terus. Cara masing-masing individu melihat dirinya
dan melihat orang lain-pun turut berubah seiring dengan perkembangan di dunia
komunikasi. Pola-pola relasi tradisional dan modern yang masih mengandalkan
kebutuhan untuk bertatap muka secara langsung dan berdiskusi panjang lebar kini
telah mulai bergeser menjadi pola komunikasi singkat melalui SMS.
Akibat dari perkembangan
ini adalah munculnya kebutuhan setiap orang untuk selalu menyesuaikan jenis
alat komunikasi yang dimilikinya dengan perkembangan yang ada agar ia tidak
terlempar dari sistem komunikasi, baik yang dalam batas relasi kelompok
pergaulannya sendiri maupun dalam sistem komunikasi global.
MANFAAT
DAN KERUGIAN DARI ORGANISASI BISNIS YANG MENGGLOBAL
Manfaat globalisasi ekonomi
a.
Produksi global dapat
ditingkatkan
Pandangan ini sesuai
dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo.
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b.
Meningkatkan kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih
bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang
yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih
baik dengan harga yang lebih rendah.
c.
Meluaskan pasar untuk
produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri
yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang
jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
d.
Dapat memperoleh lebih
banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari
investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena
masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
e.
Menyediakan dana tambahan
untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor
industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan
asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank
atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang
memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan
modal yang dibutuhkan tersebut.
Kerugian globalisasi ekonomi
a.
Menghambat pertumbuhan
sektor industri
Salah satu efek dari
globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih
bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang
baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri
yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan
sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
b.
Memperburuk neraca
pembayaran
Globalisasi cenderung
menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara
tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat
memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi
terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi
dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah
banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar
negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk
terhadap neraca pembayaran.
c.
Sektor keuangan semakin
tidak stabil
Salah satu efek penting
dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin
besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika
pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran
bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya,
ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan
mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk
dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini
dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
d.
Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka
dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka
panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan
ekonomi. Pendapatan
nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila
globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan
masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
MELAKUKAN BISNIS DALAM LINGKUNGAN GLOBAL
Perkembangan Konsep dan Pandangan terhadap Mutu
JM Juran melihat konsep
mutu dari dua sudut pandang. Pertama adalah dari segi penampilan dan kedua
adalah dari segi kekurangan (defisiensi). Suatu produk yang mempunyai
penampilan memuaskan (excellent), dinilai sebagai sebuah produk bermutu.
Demikian juga jika memiliki sedikit defisiensi, maka produk tersebut dinilai
sebagai produk bermutu.
Secara konvensional produk
dianggap bermutu jika produk tersebut tahan lama, meskipun penampilannya tidak
menarik. Disamping tahan lama, produk juga disebut bermutu jika dapat dipakai
dengan baik. Faktor lain dari mutu yang baik adalah bentuk yang baik. Jadi
secara konvensional, faktor bentuk (performance), faktor tahan lama
(durability) dan faktor kegunaan (service ability) dianggap sebagai faktor
mendasar untuk mengatakan suatu produk bermutu atau tidak.
Perkembangan Pemikiran, Paradigma, dan Pengawasan Mutu
Berbicara tentang mutu, ada konsep dasar yang sangat menentukan perkembangan
dan kemajuan mutu itu sendiri, yaitu Quality Thinking dan Quality Paradigms. Quality
Thinking atau cara berpikir tentang mutu, secara tradisional diartikan oleh
mutu yang masih berbicara produk dan bersifat teknis, tergantung inspektor,
dituntun oleh para ahli (Experts), membutuhkan pengawasan dan memerlukan biaya
yang lebih tinggi. Sedangkan Quality paradigms (paradigma Mutu) secara
konvensional berkisar pada melakukan inspeksi atau pemeriksaan mutu,
peningkatan mutu berarti peningkatan biaya, berorientasi prosedur, tanggung
jawab secara departementalisasi, memenuhi kebutuhan pelanggan, fokus pada
pabrik dan yang paling menonjol dari paradigma mutu secara konvensional ini
adalah peningkatan mutu dianggap merupakan pekerjaan orang lain dan memerlukan
biaya tinggi.
PERATURAN DALAM ORGANISASI BISNIS DALAM LINGKUNGAN GLOBAL
Cara pengorganisasian dan
pengelolaan perusahaan yang telah dilakukan oleh perusahan-perusahan yang cukup
ternama antara lain adalah :
a.
Pengubahan struktur
organisasi.
b.
Pemberdayaan Pegawai.
c.
Organisasi yang datar
makin menjadi norma umum.
d.
Kerja semakin dirancang
dalam bentuk “teams”, ketimbang terspe-sialisasi dalam satu fungsi
saja.
e.
Landasan kekuatan
perusahaan berubah.
f.
Manajer masa kini harus
mampu membangun komitmen.
g.
Orientasi pada
“human-capital”
KERJASAMA DALAM ORGANISASI BISNIS
a.
Badan Usaha Perseorangan;
b.
Persekutuan (Partnership);
c.
Firma;
d.
Persekutuan Komanditer
(CV);
e.
Korporasi (Perseroan
Terbatas/PT);
f.
Koperasi.
HUBUNGAN ANTARA
ORGANISASI BISNIS PEMERINTAH
A.
Peranan
pemerintah dalam globalisasi
Starting a business
Untuk memulai suatu bisnis
di Indonesia membutuhkan sembilan prosedur, memakan waktu 60 hari, dengan biaya
26% dari pendapatan per kapita,dan modal awal minimal 59,7% dari pendapatan per
kapita. Ini artinya jauh lebih baik dari 2008 di mana untuk melakukan bisnis
dibutuhkan 11 prosedur dan 76 hari, juga tahun 2007 di mana untuk melakukan
bisnis dibutuhkan 12 prosedur dan 105 hari.
Registering property
Untuk pendaftaran properti
di Indonesia melalui enam prosedur, butuh waktu 22 hari, dengan biaya 10,7%
dari nilai properti.
Protecting investors
Upaya perlindungan kepada
investor dinilai dengan sejumlah indeks,dengan rentang 0 (terendah) hingga 10
(terbaik). Yang terbaik adalah indeks transparansi (10), diikuti indeks
proteksi investor (6). Sedangkan seberapa jauh director liability index dan
ease of shareholder suit index masing-masing dinilai 5 dan 3.
B. Peraturan pemerintah dalam
organisasi bisnis lokal dan global
1.
Menjamurnya sejumlah
pesaing baru;
2.
Tekanan-tekanan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas;
3.
Kesempatan-kesempatan
baru;
4.
Deregulasi;
5.
Keragaman Tenaga Kerja;
6.
Sistem Sosial, Politik,
Hukum Baru.
terima kasih :D
BalasHapussangat membantu
terimakasih ilmunya :)
BalasHapus