PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan
salah satu pilar ekonomi Indonesia
yang dapat menjadi penggerak ekonomi nasional melalui peranannya sebagai wahana
sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para pemodal.
Untuk mewujudkan peranannya tersebut, pasar modal Indonesia menciptakan dan
mengembangkan berbagai produk, salah satunya adalah Reksa Dana.
Investasi seperti tabungan atau deposito menjadi pilihan utama karena
risiko yang melekat relatif kecil tetapi memberikan hasil yang pasti dan tetap.
Ada juga pandangan bahwa masih banyak masyarakat
Indonesia
yang memiliki uang lebih tetapi belum mengetahui mengenai produk investasi.
Untuk menggairahkan pasar domestik, maka diperlukan produk pasar modal yang
mempunyai pendapatan yang diberikan relatif kompetitif.
Sepanjang tahun 2008 telah terjadi krisis
keuangan global yang dimulai dengan krisis pinjaman perumahan di Amerika
Serikat (AS) yang berdampak langsung pada pasar modal dunia dan pada akhirnya
membawa perlemahan perekonomian dunia. Kinerja pasar modal dunia turun lebih
dari 30% dan diikuti oleh penurunan harga komoditas karena berkurangnya
permintaan akibat dari pelemahan perekonomian dunia. Penurunan harga komoditas
ini membuat ekspektasi inflasi dunia untuk tahun ini dan tahun depan akan
rendah sehingga memberikan ruang bagi bank sentral seluruh dunia untuk
menurunkan suku bunga sebagai upaya untuk mempertahankan kinerja perekonomian
negaranya.
Pasar modal adalah pasar pertama yang
terkena dampak dari krisis keuangan global ini. Penurunan kinerja di pasar
modal, nilai tukar, dan obligasi yang mengalami penurunan masing-masing lebih
dari 50%, 20%, dan 10%, yang terutama disebabkan oleh tingginya tekanan jual
dari para investor asing. Dampak pada perekonomian baru mulai terlihat pada
kuartal keempat dimana kinerja ekspor mengalami penurunan terutama ekspor ke AS.
Sedangkan sektor lain seperti konsumer, perbankan serta industri masih
memberikan hasil yang positif seperti terlihat dari laporan triwulanan emiten
di Indonesia.
Kinerja emiten di Indonesia tidaklah
seburuk emiten lain di AS misalnya, tetapi harga sahamnya turun luar biasa.
Krisis keuangan global membuat para investor mengalihkan aset investasi
beresiko tinggi seperti saham ke aset yang dianggap aman seperti US Dollar.
Jadi secara singkat penurunan kinerja pasar modal kita bukanlah disebabkan oleh
faktor fundamental tetapi lebih karena sentimen. Oleh karenanya kami melihat
kondisi pasar modal saat ini sangat menarik bagi investor, terutama bagi
investor yang memiliki Vision investasi jangka panjang, karena dapat membeli
aset investasi berkualitas dengan harga “murah”.
PEMBAHASAN
STRATEGI INVESTASI SAHAM, OBLIGASI DAN OPSI
DI MASA KRISIS GLOBAL
Krisis global semakin menjadi-jadi dan dampak dari gelombang
krisis yang berpusat dari krisis perumahan di Amerika seolah-olah masih
menimbulkan banyak pertanyaan baik di kalangan awam maupun di kalangan ahli
keuangan. Bahkan perusahaan keuangan bertaraf internasional yang notabene sudah
bertahan lebih dari 1 abad tak bisa bertahan menahan laju gelombang krisis dan
akhirnya runtuh tidak mendapatkan pertolongan. Dan dampaknya sudah mulai
dirasakan oleh sebagian perusahaan finansial yang lain sehingga menuntut
pemerintah mereka untuk turun tangan memberikan bantuan. Bagaimana dengan kita
orang awam yang sedang berupaya untuk membangun aset dan menjaga nilai aset
kita dari inflasi serta melindungi aset kita agar tidak merugi dalam investasi
kita di masa krisis ini.
Mungkin dengan adanya krisis ini kita mulai mengerti betapa
pentingnya melakukan persiapan yang matang sebelum berinvestasi. Apa saja yang
harus dipersiapkan ketika kita melakukan pengelolaan aset keuangan untuk
keluarga kita.
Kenali
Diri Anda
Problem yang paling dasar mengenai investasi adalah
seringkali orang berinvestasi dengan strategi paling aneh di dunia, yaitu
”portfolio ikut-ikutan”. Sebagai contoh adalah investasi di pasar saham. Ketika
market sedang bullish (menanjak), semua orang seolah-olah menjadi pakar
investasi dan kemudian memberikan saran kepada orang lain untuk ikut
berinvestasi di instrumen yang ia miliki. Padahal belum tentu orang yang
mendapat saran tersebut memiliki kesiapan finansial maupun temperamen yang
sesuai di dalam investasi tersebut dan memiliki pengetahuan yang sama. Sebelum
memulai untuk berinvestasi, seseorang harus mengenali diri dulu ke dalam.
Berapa jumlah dana yang dimiliki, kesiapan untuk menghadapi resiko fluktuasi
investasi yang dipegangnya, alokasi aset yang sesuai dengan karakternya dalam
berinvestasi (konservatif, moderat atau agresif). Begitu pula dengan tingkat pengetahuan
mengenai investasi, jika anda merasa pengetahuan anda dalam melakukan investasi
minim, lakukan investasi dalam diri anda dulu untuk mempelajari tentang
investasi yang anda lakukan atau cari sumber-sumber yang layak untuk dipercaya.
Kenali
Lingkungan Anda
Kenali lingkungan investasi anda. Tidak ada investasi yang
tidak beresiko. Jika kita perhatikan, ada 2 jenis resiko dalam berinvestasi.
Yaitu resiko sistematis dan non-sistematis. Resiko non-sistematis dapat
diantisipasi dengan melakukan strategi diversifikasi dari total portofolio
anda. Contoh resiko non-sistematis adalah resiko bisnis. Nah, seringkali orang
menyusun portofolio investasinya berdasarkan tren waktu tertentu dengan berburu
saham-saham unggulan yang sedang naik daun dan seolah-olah tak berhenti untuk
menuju ke atas, dan umumnya karena dalam industri yang sama atau merupakan
industri pendukung dari saham yang sedang melejit harganya. Akhirnya orang itu
menyusun portofolionya layaknya seperti membuat grup paduan suara dengan
seluruh anggotanya memiliki satu tipe suara. Sehingga ketika siklus bisnis
berbalik arah, seluruh portofolionya ikut berbalik arah dan menimbulkan
penyakit jantung bagi pemiliknya. Saya masih memiliki keyakinan, investor yang
bijak akan melakukan diversifikasi optimal atas asetnya. Jangan letakkan
seluruh telur anda dalam satu keranjang adalah pesan yang utama ketika
berkaitan dengan investasi anda.
Resiko yang berikutnya adalah resiko sistematis, resiko ini
adalah resiko yang tidak dapat diansitipasi dengan melakukan diversifikasi
karena pengaruhnya kepada seluruh aktivitas ekonomi. Contohnya adalah resiko
inflasi. Jika suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, otomatis kemampuan
daya beli dari masyarakatnya akan menurun drastis dan menurunkan konsumsi.
Akibatnya seluruh bisnis akan mengalami kelesuan dan berkurangnya tingkat
penjualan yang berakhir pada menurunnya nilai saham. Seorang investor pintar
juga akan melihat faktor apa yang sedang terjadi dari lingkungannya (situasi
politik, ekonomi, sosial) untuk menentukan alokasi asetnya sebelum dia
melakukan penempatan modalnya.
Berinvestasi
Dengan Konsisten
Strategi yang aman untuk berinvestasi di masa seperti ini
adalah dengan melakukan teknik dollar cost averaging untuk jangka panjang.
Teknik ini mewajibkan kita untuk secara konsisten berinvestasi di masa suram
ataupun cerah. Berinvestasi di pasar modal seperti roller coaster, harga saham
bisa tiba-tiba melejit naik sesering harganya melesat turun. Beberapa motivator
investasi mengajak para investor untuk melakukan teknik ramal-meramal mencari
momentum terbaik untuk berinvestasi. Dengan strategi membeli di harga terendah
dan menjual di harga tertinggi, para investor berlomba-lomba menebak kapan saat
terbaik untuk membeli dan menjual agar mendapat keuntungan terbesar di waktu
yang sesingkat mungkin yang justru seringkali membawa investor ke dalam aksi
perjudian ketimbang aksi investasi dan hasilnya kurang bisa
dipertanggungjawabkan. Mayoritas orang yang berhasil menghimpun kekayaannya
melalui investasi di saham memperlakukan saham sebagai investasi sesungguhnya.
Dengan membeli saham karena nilai bisnis yang akan diberikannya di masa yang
akan datang dan mengharapkan apresiasi dari nilainya karena keunggulan
kompetitifnya. Tengok saja Warren Buffet, salah satu investor yang paling
sukses dan menjadi salah seorang yang paling kaya di dunia. Dia berinvestasi
dengan cara yang metodis dan menggunakan filosofi yang sederhana, namun dengan
karakter dan strategi yang tepat akhirnya ia bisa mewujudkan kekayaan dengan
berinvestasi di saham.Hal ini karena filosofi investasi yang tepat dan terbukti
secara konsisten memberikan hasil.
Keberhasilan dalam menempatkan dana anda adalah 90% kunci
anda menuju keberhasilan finansial. Hal inilah yang seringkali tidak disadari
kebanyakan investor. Tidak perlu memiliki IQ 125 ke atas untuk menjadi investor
di saham menurut Warren Buffet, lebih dari itu adalah sia-sia belaka.
STRATEGI INVESTASI SAHAM
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham
dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir yang
tidak stabil disebabkan oleh beberapa hal yaitu krisis ekonomi, naik turunnya
harga minyak dunia, bencana alam besar, dan kondisi makroekonomi yang belum
pulih. Hal ini diikuiti oleh terjadinya resesi ekonomi yaitu krisis finansial
global yang membuat keadaan ekonomi negara-negara di dunia menjadi tidak
stabil. Krisis finansial ini menyebabkan suku bunga tinggi, meningkatnya angka
inflasi, dan dampak paling berat yaitu merosotnya perekonomian Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah Indonesia selalu berupaya mendorong
tingkat pertumbuhan perekonomian dengan membuat berbagai kebijakan diantaranya kebijakan
moneter dengan cara menurunkan suku bunga di Bank Indonesia agar pelaku bisnis
bisa leluasa melakukan usahanya.
Upaya yang dilakukan pemerintah ini membutuhkan dana dalam
jumlah besar sehingga sangat diperlukan keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat
dalam bentuk pengerahan dana investasi. Pengerahan dana investasi masyarakat
ini dapat melalui lembaga perbankan dan lembaga keuangan non-bank. Salah satu
lembaga sumber pendanaan pembangunan di luar sektor perbankan yang memegang
peranan penting dalam sistem perekonomian yang bekerja melalui mekanisme pasar
adalah melalui pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu alternatif
penginvestasian dana yang dimiliki masyarakat di samping sektor perbankan dan
jenis investasi lainnya. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “ Kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”. Keberadaan pasar modal membuat para investor dapat mengambil
keputusan investasi dengan lebih rasional dan masyarakat memiliki kesempatan
yang luas untuk melakukan diversifikasi investasi yang dianggap paling
menguntungkan.
Investasi di pasar modal memiliki dua potensi, yaitu deviden
yang diharapkan oleh para pemodal dan capital gain. Selain return, kegiatan
investasi juga dapat menimbulkan resiko bagi para investor. Semakin besar
potensi return yang akan diterima maka semakin besar pula potensi risiko.
Jogiyanto (2000) menekankan bahwa risiko investasi ini dibedakan menjadi dua
yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko non sistematis (unsystematic
risk).
Krisis finansial global telah berdampak pada pasar keuangan
global. Kepercayaan investor menurun. Bursa saham di berbagai negara pun
berguguran, tak terkecuali di Indonesia. Banyak investor menderita kerugian
besar akibat anjloknya pasar modal.Dalam situasi seperti ini, investor
mempunyai sikap bermacam-macam. Ada yang buru-buru menjual saham, ada yang
bertahan, ada pula yang malah menambah jumlah investasinya.Pertanyaannya,
bagaimana strategi yang pas dalam menghadapi gejolak pasar seperti terjadi saat
ini?
Untuk menjawabnya, sesungguhnya itu sangat tergantung pada
alasan atau kebutuhan investor dalam menentukan langkah. Setidaknya, ada tiga
langkah atau pilihan yang bisa dilakukan oleh investor. Pertama, bertahan (hold).
Kedua, menambah investasi (rebalancing). Ketiga, menjual (cut loss).
Ketika kondisi pasar sedang menurun, investor seharusnya
tidak perlu panik. Apalagi, jika mereka berpikiran secara matang dan menanamkan
dana untuk investasi jangka panjang. Investor jangka panjang adalah investasi
minimum 10 tahun.Jika melihat dari sejarahnya, untuk periode investasi jangka panjang
menunjukkan bahwa investasi saham terbukti memberikan imbal hasil (return)
lebih baik dibanding investasi lain seperti deposito.
Contohnya, pada 1998 ketika penurunan ekonomi besar-besaran
sedang terjadi, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai 28,20
persen. Saat itu, suku bunga deposito bahkan mencapai 70 persen. Inflasi juga
melejit hingga 77,6 persen. Sedangkan, IHSG justru menurun 0,91 persen.Namun
apa yang terjadi sembilan tahun kemudian. Pada 2007, suku bunga SBI turun
menjadi 6,4 persen dan inflasi 6,59 persen. Sedangkan IHSG sepanjang 2007 naik
sebesar 52,08 persen.
Jadi, jika dihitung return selama sembilan tahun
menunjukkan bahwa investasi di saham jauh lebih tinggi dibandingkan produk yang
lain. Dalam tempo tersebut, return untuk investasi di SBI sebesar 180,93
persen, sedangkan di saham sebesar 583,54 persen. Itu membuktikan, investasi
saham lebih berpotensi memberi keuntungan.Karena itu jika mengacu pada
perkembangan dan sejarahnya, maka bagi investor jangka panjang semestinya tidak
perlu terlalu terpengaruh oleh perkembangan berita-berita di media massa.
Berita soal subscription (penyertaan reksa dana) atau
sebaliknya redemption (penarikan) seharusnya bukanlah berita penting bagi
investor. Sebab, bagi investor jangka panjang, berita-berita itu bukan dan
tidak lagi relevan bagi mereka.Di negara lain, kebanyakan investor produk reksa
dana juga berpandangan seperti ini. Mereka tidak terpengaruh oleh pendaftaran
atau penarikan reksa dana. Yang menarik perhatian bagi investor adalah
memperhatikan manajer investasinya, baik soal kinerja, reputasi, kepercayaan,
dan fundamentalnya.Meski begitu, yang tak kalah penting adalah diversifikasi
investasi. Untuk meminimalkan dampak atau risiko investasi, investor perlu
melakukan diversifikasi investasi.
Investor bisa menyimpan 80 persen dananya dalam bentuk
deposito, lantas sisanya sebesar 20 persen ditempatkan untuk membeli saham.
Investasi saham ini misalnya dalam jangka waktu lima tahun. Atau bisa pula
komposisi sebaliknya. Namun, investor perlu membaca situasi dan mengalihkan
investasi ketika salah satu porsi portofolio berkurang.
Misalnya,
saat harga saham sedang jatuh sehingga portofolio efek menjadi 10% dan deposito
90%. Namun, pada akhir tahun, investor bisa menarik 10% dana deposito dan disuntik
lagi ke saham sehingga porsi kembali imbang 80:20. Biasanya, return berpotensi
lebih besar jika investor memakai investasi berimbang.(Analisis ini
disarikan dari presentasi Eko Priyo Pratomo, Presiden Direktur PT Fortis
Investment dalam acara workshop media "Belajar dari Pengalaman
Berinvestasi" di Gedung Adorama, Jakarta, 31 Maret 2009.)
STRATEGI INVESTASI OBLIGASI
Obligasi adalah hutang / utang jangka panjang secara tertulis dalam
kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang wajib membayar
hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) dan pihak yang menerima pembayaran
atau piutang yang dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi) yang pada
umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva.
Obligasi atau kalau dalam bahasa Inggris disebut bond merupakan surat
utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan/swasta.
Sekarang ini obligasi sudah menjadi sarana investasi masyarakat luas.
Sebelumnya obligasi hanya menjadi sarana investasi bagi investor yang memiliki
uang dalam jumlah besar. Tapi skarang ini banyak reksadana yang menjadikan
obligasi sebagai salah satu jenis investasi dalam komponen portofolio reksadana
tsb. Invest dalam obligasi mirip deposito di bank. Bedanya kalau anda membeli
obligasi, dapat bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan,
6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo.
Hal yang sangat berpengaruh di harga pasar obligasi itu perubahan suku
bunga deposito. Naik turunnya suku bunga akan berpengaruh terhadap harga pasar
suatu obligasi. Hubungan harga pasar obligasi dengan suku bunga deposito
mempunyai hubungan berbanding terbalik atau berkorelasi negative. Jadi kalau
suku bunga deposito naik, harga obligasi akan turun. Sebaliknya, kalau suku
bunga deposito turun harga obligasi akan naik
Di tengah krisis global yang kini melanda, bisa dibilang semua instrumen
investasi di pasar modal sedang lesu. Tak terkecuali Obligasi Ritel Indonesia
atau biasa disebut ORI, juga terkena imbasnya. Harga ORI001-005 pun sedang
jatuh, jauh di bawah harga pokoknya (pari), yaitu 100. Tengok saja, menurut
data PT Danareksa Sekuritas, per 27 Oktober 2008 harga ORI di pasar sekunder
untuk ORI001 sebesar 95; ORI002 89,75; ORI003 82,5; ORI004 90; dan ORI005 80.
Tentu saja, harga ORI ini setiap saat berubah-ubah mengikuti pergerakan pasar.
Turunnya harga ORI dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya, anjloknya
Surat Utang Negera (SUN) akibat ditinggal investor, khususnya investor asing
yang membutuhkan dana untuk mengatasi kesulitan likuiditas di negaranya
masing-masing. Harga SUN mempunyai korelasi terhadap harga ORI karena sama-sama
obligasi negara.
Berdasarkan data Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, kepemilikan asing atas
SUN mencapai Rp 96,62 triliun (per 22 Oktober 2008), atau 17,83% dari total SUN
yang berada di pasar sekunder sebesar Rp 541,7 triliun. Kepemilikan asing atas
SUN itu terus menurun. Per 28 Oktober nilainya menjadi Rp 93,06 triliun.
Padahal pada 10 Oktober lalu masih sebesar Rp 99,54 triliun. Pemerintah pun
sedang berupaya menjaga harga SUN dengan cara melakukan buy back instrumen ini
di pasar sekunder.
Nah, sebagai konsekuensi dari harga obligasi yang turun, imbal hasilnya
(yield) mengalami kenaikan karena itu hukum pasarnya. Banyak yang beranggapan
inilah saatnya mengoleksi ORI di pasar sekunder, sebab dianggap menjanjikan
untuk investasi jangka panjang. Malah Guntur Pasaribu, Direktur Perdagangan
Derivatif dan Fix Income, Keanggotaan dan Partisipan Bursa Efek Indonesia
(BEI), menyarankan agar dana pensiun dan asuransi membeli ORI yang dilepas
pemodal di pasar sekunder. Pasalnya, spread yield ORI terhadap BI Rate (9,5%)
semakin besar, yaitu berkisar 3,5%-5%.
Dengan perbedaan yang cukup lebar itu, menjadi alasan kalau ORI itu masih
menarik untuk dikoleksi. “Pada akhir 2007, spread antara yield ORI dan BI Rate
masih berada di posisi 0,5%-1%, tetapi saat ini sudah lebih lebar dan potensial
untuk dikoleksi,” kata Guntur menegaskan. Malah spread itu bukan lagi cukup
tinggi, tapi sudah tinggi sekali. Contohnya, ORI001 yang jatuh tempo Mei 2009
harganya stagnan di posisi 98,30%; sedangkan imbal hasilnya sekarang (current
yield) naik 0,09% ke 14,36%. Harga ORI002 yang jatuh tempo Maret 2010 naik
0,05% ke 90,21%; sedangkan current yield-nya, meski turun 0,13%, masih di
posisi 17,14%.
Menguatkan pendapat Guntur, Edwin Syahruzad, Head of Debt Capital Market
Danareksa, menghitung, imbal hasil hingga jatuh temponya (yield to
maturity/YTM)). Menurutnya, YTM ORI001 sebesar 19%; ORI002 17,5%; ORI003 17,2%;
ORI004 17,4%; dan ORI005 17,8%. Hanya saja, meski imbal hasilnya menarik,
banyak investor yang mengerem berinvestasi ORI di pasar sekunder. “Para
investor lagi takut berinvestasi tidak hanya di ORI,” katanya menginformasikan.
Memang, transaksi ORI di pasar sekunder tidak seramai sebelum krisis global,
meski tanda-tanda bergairah kembali selalu ada. Menurut Guntur, volume
transaksi ORI di pasar sekunder per harinya: April Rp 327 miliar; Mei Rp 265
miliar; Juni Rp 284 miliar; Juli Rp 264 miliar; Agustus Rp 123 miliar; dan
September Rp 141 miliar. “Jika dirata-rata, dari Januari sampai September tahun
ini nilai transaksinya Rp 226 miliar per hari,” ujarnya.
Setiap seri ORI memiliki karakteristik tersendiri. Namun, kalau dilihat
dari sisi likuiditas transaksi, ORI002 dan ORI004 yang paling likuid. Sekadar
mengingatkan, ORI002 diterbitkan pemerintah pada 28 Maret 2007 dan jatuh tempo
28 Maret 2010. Total dana yang terhimpun mencapai Rp 6,2 triliun dengan kupon
senilai 9,28% per tahun.
Sementara ORI004 diterbitkan pada 12 Maret 2008 dan jatuh tempo 12 Maret
2012. Dana yang terhimpun Rp 13,4 triliun dengan kupon 9,5% per tahun. “Dari
segi transaksi, ORI004 yang paling aktif diperdagangkan dengan rata-rata tiap
bulannya mulai Maret 2008 sebesar Rp 2 triliun,” ujar Edwin sambil
menginformasikan, volume transaksi ORI di pasar sekunder rata-rata per bulan
selama Januari-September 2008 mencapai Rp 4,6 triliun.
Andi, investor yang mengoleksi ORI002 dan ORI004, mengatakan, dalam
menghadapi kondisi sekarang ia lebih merasa aman tidak mentransaksikan
instrumen investasi yang dijamin pemerintah ini. Alasannya, lagi-lagi lantaran
harganya sedang anjlok. “Mendingan saya simpan dulu sampai kondisi
memungkinkan. Toh, saya masih menikmati kuponnya yang dibayar pemerintah tiap
bulan,” tutur Andi tanpa mau menyebutkan seberapa besar investasinya di ORI
itu.
Sebelum krisis, Andi juga tergolong aktif membeli dan menjual ORI di
pasar sekunder. Yang ia cari adalah capital gain dari harga ORI. Misalnya,
membeli ORI di harga 100, maka ketika harganya 102 ia akan menjualnya.
Menurutnya, untuk bisa membeli ORI di pasar sekunder, caranya gampang: tinggal
mengontak agen penjual seperti bank atau perusahaan sekuritas sedikitnya Rp 5
juta atau kelipatannya. Nantinya, baik dari kupon maupun capital gain yang
diperoleh sebelumnya akan dipotong pajak 20% final. “Membeli ORI di pasar
sekunder sama seperti membeli saham,” ia menerangkan.
Dilihat dari karakteristiknya, ada kencenderungan investor ORI yang
individual lebih suka memegang instrumen investasi ini hingga jatuh tempo. Di
samping menikmati kupon bunga yang dibayarkan setiap bulan, meski harganya
sekarang turun, pada saat jatuh tempo pemerintah akan membeli kembali pada
harga pokoknya (100). Maka, yang lebih banyak bertransaksi ORI di pasar
sekunder adalah investor institusi seperti dana pensiun, perusahaan asuransi,
bank dan manajer investasi. “Kemungkinan saat ini ORI yang jadi incaran adalah
ORI001 dan ORI005 karena kupon bunganya cukup tinggi, yakni masing-masing
12,05% dan 11,45%,” ujar Edwin. Pertimbangannya, di samping harganya lagi
murah, juga mengharapkan keuntungan dari kupon.
Lalu pertanyaannya, lebih menguntungkan mana membeli ORI langsung di
pasar sekunder atau yang sudah dipaket lewat manajer investasi? Guntur
menjelaskan, sebenarnya dua hal itu tak bisa dibandingkan langsung. Kalau
berinvestasi langsung di pasar sekunder, bisa dilakukan seperti yang sudah
dijelaskan Andi di atas.
Namun, kalau lewat manajer investasi (fund manager), investasinya melalui
unit penyertaan reksa dana yaitu reksa dana fix income yang berbasis
obligasi/ORI, atau reksa dana terproteksi yang basis investasinya pada ORI.
“Kalau dilihat dari sisi perpajakan akan menguntungkan membeli lewat manajer
investasi sebab tidak dipotong pajak, tidak seperti membeli ORI dipotong pajak
20%,” kata Guntur.
Yang jelas, baik berinvestasi di reksa dana maupun ORI disarankan untuk
jangka panjang. Dan, berinvestasi di ORI akan memperoleh keuntungan sendiri,
yakni kupon dan harga pokoknya pada saat jatuh tempo akan dibayar oleh
pemerintah dan dijamin oleh undang-undang sehingga aman.
Kalau toh saat ini ada kecenderungan kenaikan SBI, menurut Guntur, tidak
akan berpengaruh banyak terhadap harga ORI, sebab spread antara bunga SBI dan
yield ORI sudah cukup jauh. Yang harus diperhatikan saat ini, kondisi pasar
global yang masih gonjang-ganjing dan rada sulit memprediksi arahnya. Hanya
saja, sisi fundametal perekonomian Indonesia cukup baik, sehingga cukup
melegakan.
Nah, bagi mereka yang memiliki dana 1-3 tahun, Guntur menyarankan, bisa
masuk ORI saat ini di pasar sekunder karena harganya lagi murah. Namun, sebelum
membeli tanya dulu berapa harga ORI-nya. Bandingkan harganya antara satu agen
dengan agen penjual ORI lainnya, seperti bank, untuk mendapatkan harga yang
bagus. Setiap agen harganya berbeda, sebab ORI juga diperjualbelikan secara
over the counter di luar bursa. Namun, acuan harganya tak akan beda jauh.
Edwin menambahkan, yang perlu diperhatikan sekarang adalah berbagai
ekspektasi seperti terhadap suku bunga, premi risiko dari negara ini, bagaimana
ekonomi dunia, dan nilai tukar mata uang. Semua terbundel menjadi satu.
“Faktor-faktor ini yang akan membuat para investor berani atau tidak
berinvestasi di ORI,” ia menuturkan. Dan, biasanya investor akan masuk kalau
harga sebuah instrumen investasi lagi murah plus ada berita pasar membaik.
Demikian pula berinvestasi di ORI.
Simulasi
Investasi ORI di Pasar Sekunder
Seorang investor akan membeli ORI005 di pasar sekunder sebesar Rp 500
juta dan harga di pasar sekunder saat ini 84%. Seperti diketahui ORI005
diterbitkan pemerintah pada 3 September 2008 dan akan jatuh tempo 15 September
2013 dengan kupon 11,45% per tahun.
Perhitungannya:
A. Kupon yang dibayarkan per bulan
= 11,45% x Rp 500 juta x (1/12)
= Rp 4.770.833 atau Rp 3.816.666 (setelah dipotong pajak 20% final)
B. Capital gain jika dipegang hingga jatuh tempo
= Rp 500 juta x (100%-84%)
= Rp 80 juta atau Rp 64 juta (setelah dipotong pajak 20% final)
( Sumber: PT Danareksa Sekuritas )
A. Kupon yang dibayarkan per bulan
= 11,45% x Rp 500 juta x (1/12)
= Rp 4.770.833 atau Rp 3.816.666 (setelah dipotong pajak 20% final)
B. Capital gain jika dipegang hingga jatuh tempo
= Rp 500 juta x (100%-84%)
= Rp 80 juta atau Rp 64 juta (setelah dipotong pajak 20% final)
( Sumber: PT Danareksa Sekuritas )
STRATEGI INVESTASI OPSI
Options merupakan instrumen derivative dari saham dimana option adalah
kontrak untuk hak (right) memperjual belikan saham atau underlying assets lainnya pada harga dan waktu tertentu CALL Option yaitu hak untuk membeli ,PUT Option yaitu hak untuk menjual
kontrak untuk hak (right) memperjual belikan saham atau underlying assets lainnya pada harga dan waktu tertentu CALL Option yaitu hak untuk membeli ,PUT Option yaitu hak untuk menjual
Option style yang dikenal adalah: European option dimana jatuh tempo
(expired) hanya pada tanggal tertentu bila di exercise sedangkan American option dapat di exercise sewaktu-waktu di dalam tenggang tanggal jatuh tempo
(expired) hanya pada tanggal tertentu bila di exercise sedangkan American option dapat di exercise sewaktu-waktu di dalam tenggang tanggal jatuh tempo
Option merupakan instrumen yang lumayan sulit dimana kita perlu adanya
ke hatian-hatian dalam mempelajarinya, sebaiknya kita perlu mempelajari basic option sebelum melangkah lebih lanjut, anda dapat mempelajari basicnya dari ikut seminar atau beli buku-buku mengenai option atau belajar dari yang sudah main option. Tapi sekali lagi
hati-hati banyak seminar option yang tidak mengajarkan dengan benar atau memberikan pengertian yang salah kepada pesertanya bahkan ada indikasi penipuan dan telah dituntut ke pengadilan, seperti yang terjadi si Singapore. Selain biaya seminar sangat mahal dan bila anda mempunyai basic / dasar yang keliru, anda akan membawanya sepanjang trading anda dan akibatnya mudah di tebak.. bangkrut.
ke hatian-hatian dalam mempelajarinya, sebaiknya kita perlu mempelajari basic option sebelum melangkah lebih lanjut, anda dapat mempelajari basicnya dari ikut seminar atau beli buku-buku mengenai option atau belajar dari yang sudah main option. Tapi sekali lagi
hati-hati banyak seminar option yang tidak mengajarkan dengan benar atau memberikan pengertian yang salah kepada pesertanya bahkan ada indikasi penipuan dan telah dituntut ke pengadilan, seperti yang terjadi si Singapore. Selain biaya seminar sangat mahal dan bila anda mempunyai basic / dasar yang keliru, anda akan membawanya sepanjang trading anda dan akibatnya mudah di tebak.. bangkrut.
Benarkah option dapat membawa kemakmuran? Option bisa membuat anda kaya
bahkan sangat kaya, hal itu adalah benar dan saya bisa membuktikannya, TAPI
sangatlah sulit untuk menjadikan anda kaya dari option karena alasan:
Kalau anda pemegang PUT dari option saham BearStren (kalau ngga salah
kodenya:BSC) dan LEH Bear sebelum bangkrut berada pada harga $65 dengan harga
option PUT $60 pada bulan yang bersangkutan $2,3, kemudian harga saham Bear
menjadi hanya $0,98, sedangkan harga PUT option anda menjadi $60 x 100 = $6,000
- $230 = $ 5,770 per 1 KONTRAK SAJA Juga dengan LEHMAN BROTHERS harga PUT $10
hanya $0,11 ($11) per 1 KONTRAK menjadi $1,000 Masih banyak lagi yang lain
seperti Wachocia Bank (Bank No.5 di US sebelum "bangkrut) atau Washington
Mutual
Masalahnya informasi yang ada seringkali menyesatkan misalnya LEH sebelum
bangkrut harga sahamnya dinaikan dari $5 menjadi $17 kemudian beberapa hari
kemudian menjadi $0, anda tidak bisa passang posisi PUT terus-terusan,
bisa-bisa modal anda bisa habis duluan sebelum anda menang.
Option memang bisa digunakan sebagai cara untuk kaya tapi ingin
cepat-cepat kaya menjadikan anda greedy dan selanjutnya mudah di tebak, anda
akan bangkrut, karena berdasarkan statistik banyak yang kalah dibandingkan
segelintir orang yang menjdai kaya.
Options Trading menawarkan begitu banyak pilihan strategi trading bagi
para trader, masing-masing dengan tingkat yang berbeda dari segi keuntungan dan
resiko. Dalam bagian ini, kita akan belajar tentang berbagai macam strategi
options trading, dan bagaimana mereka dapat diterapkan ketika kita berhadapan
dalam situasi market yang berbeda. Setelah membandingkan strategi yang berbeda,
kita akan mengerti setiap strategi dan menerapkan pilihan strategi yang tepat
pada portofolio kita. Kita dapat memulai dari strategi dengan resiko yang
minimal, namun menguntungkan dan kemudian beralih ke strategi yang lebih
beresiko namun metode yang sangat menguntungkan.
Pada umumnya ada beberapa strategi yang berbeda yang dilakukan oleh
Trader saham, masing-masing memiliki efek ketika diterapkan pada options
trading. Kita akan membahas berbagai type pemain saham dan pilihan strategi
mana bagi option trader yg tepat untuk masing-masing type tersebut.
1. Long Term Trader (Long Stock OR Long Short)
Yaitu dengan
membeli saham dan menahannya selama jangka waktu yang lama. Trader bertype ini
biasanya membeli saham berdasarkan fundamental dari perusahaan. Mereka akan
sering menunggu saham untuk mencapai harga yang bagus, dan kemudian mengawasi
suatu institusi/lembaga atau orang dalam (insider) membeli sebelum membuat
harga bergerak. Ketika harga saham sudah bergerak, mereka melihat dan menunggu
untuk pembeli lain (follower) sehingga harga bergerak lebih jauh.
Lalu pilihan strategy options mana yang sesuai dengan kondisi diatas?
Pilihan strategy long call dan long put TIDAK sesuai, karena kita akan membayar premi yang besar untuk TIME DECAY (penyusutan nilai waktu), TIME DECAY adalah musuh dari strategy long call/put karena harga options anda akan berkurang/menyusut dari waktu ke waktu, bahkan ketika harga saham naik.
Pilihan strategy long call dan long put TIDAK sesuai, karena kita akan membayar premi yang besar untuk TIME DECAY (penyusutan nilai waktu), TIME DECAY adalah musuh dari strategy long call/put karena harga options anda akan berkurang/menyusut dari waktu ke waktu, bahkan ketika harga saham naik.
Strategy covered call dan covered put adalah strategy terbaik untuk
kondisi diatas. Dengan strategy ini setiap bulan maka kita dengan signifikan
mengurangi biaya yang kita bayarkan untuk saham dalam perdagangan pertama.
Bahkan jika saham naik atau turun (selama harga saham masih diatas/dibawah
strike price options), kita masih bisa mendapatkan keuntungan .
2. Momentum Trader
Trader bertype ini biasanya membeli saham berdasarkan technical analisis
dari harga saham. Setelah sebuah saham telah membuat arah dan trend yang jelas,
trader bertype ini akan masuk, dan harga saham akan naik di sepanjang
kecenderungan pembalikan (rebound) besar pertama. Trader biasanya memegang
saham dalam periode pendek hingga menengah. (sebulan sampai 3 bulan)
Pilihan strategy long call dan long put TIDAK sesuai, karena kita akan
membayar premi yang besar untuk TIME DECAY (penyusutan nilai waktu), TIME DECAY
adalah musuh dari strategy long call karena harga options anda akan
berkurang/menyusut dari waktu ke waktu, bahkan ketika harga saham naik.
Strategi Credit Vertical Spread adalah strategi yang terbaik dan sangat
menguntungkan untuk pilihan kondisi ini. Yang dimaksud dengan Strategi Credit
Vertical Spread adalah dengan melakukan sell dan buy options sekaligus di
strike price yang berbeda pada bulan expiration yang sama. Mengapa strategi ini
menguntungkan ?? Karena ketika kita menjual spreads yang pada kaki yang
berlawanan dari arah harga saham, kita dapat membeli kembali (buy back) spread
tersebut dengan biaya minimum dan menjual lagi spread yg lain. Demikianlah kita
lakukan secara berulang ulang. Keuntungan terbesar dari strategi ini adalah
TIME DECAY menjadi teman kita.
Menjual Naked Puts adalah strategi yang baik, dan bahkan dapat lebih
menguntungkan daripada menjual credit vertical spread. Namun, strategi ini
memungkinkan posisi kita harus membeli banyak saham jika berlawanan dengan
perkiraan kita, sehingga broker mengharuskan kita untuk memiliki banyak margin.
3. Short Term Trader (Trader Jangka Pendek)
Biasanya Trader bertype ini umumnya memegang saham kurang dari sebulan
bahkan kurang dari seminggu. Mereka membeli dan menjual saham berdasarkan
teknikal dan fundamental analisis. Jadi sangat tergantung dengan teknikal indicator
dan berita-berita. Jika kita ahli dalam menganalisa indicator kapan harga saham
akan melakukan pembalikan (rebound) maka pilihan strategy untuk options trader
adalah strategi long call dan long puts. Jangan menahan Options terlalu lama
(lebih dari 2 minggu) untuk menghindari harga options kita habis
"termakan" oleh TIME DECAY.
4. Day Trader
Umumnya Day trader fokus pada pergerakan harga yang terjadi selama hari
perdagangan, terutama yang ditunjukkan oleh pola candlestick, sehingga
diperlukan pengetahuan yang sangat luas tentang indicator-indikator dan
analisanya. Trader seperti ini umumnya menatap layar computer berjam-jam.
KESIMPULAN
Perekonomian global sedang menghadapi berbagai
ketidakpastian, terutama terkait dengan krisis utang di Eropa yang semakin
dalam dan juga proses pemulihan ekonomi AS yang berjalan lambat.
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pergerakan pasar
finansial yang terus terguncang-guncang hingga menjelang akhir tahun. Beberapa
cara investasi cara lama dinilai sudah tidak bisa berlaku lagi di tengah
kondisi ini. Bagaimana kita bisa bertahan di masa penuh ketidakpastian ekonomi
global seperti sekarang ini?
Berikut ini
adalah kesimpulan cara untuk memproteksi investasi saham, obligasi, dan opsi
dalam krisis global :
1. Beli dan Tahan
Portofolio Sesuai Risiko
Zaman sekarang, jika membeli saham atau obligasi dan
berencana menahannya kalau bisa selama mungkin bisa menjadi sangat berbahaya
pada investasi itu. Strategi beli dan tahan hanya berjalan baik jika pasar
terus bergerak ke atas dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi sebenarnya cara
ini sudah tidak efektif sejak sepuluh tahun ini.“Anda harus menjadi penjelajah
hutan ketimbang jadi pejalan kaki di trotoar,” kata Ekonom Gary Shilling. Terus
monitor portofolio anda dan bersiaplah menjual saham yang sudah masuk tren
melemah, lalu pindah ke saham yang siap menguat.
2. Diversifikasi Investasi
Tidak akan Menyelamatkan Anda
Saat krisis di Oktober 2007 hingga Maret 2009 yang sangat
menghancurkan seluruh pasar saham di dunia, Indeks S&P 500 terjun bebas
lebih dari 57%. Tak satu pun sektor atau industri yang mampu bertahan atas
serangan itu. Warren Buffett pernah mengatakan : “Diversifikasi adalah proteksi
kepada investasi anda, ini sangat masuk akal bagi mereka yang benar-benar
mengerti.” Anda Warren Buffett atau bukan? Boleh saja mendiversifikasi, tapi
ingat, terlalu banyak investasi di sektor yang berbeda tidak akan memberikan
proteksi maksimal.
3. Price/ Earning yang
Rendah Sebanding dengan Hasil Investasi
Banyak broker dan analis memburu saham-saham dengan
price/earning yang masih di bawah rata-rata dan nilai buku. Cara yang terlalu
mengikuti ‘panduan buku’ ini terbukti malah menjadi jebakan saat krisis
finansial, saat kekeringan likuiditas menghancurkan nilai aset dan laba.
Bahkan, sampai sekarang saham-saham murah yang dulu hancur belum bisa bangkit
kembali
4. Pajak Adalah Kunci
Berinvestasi
Dengan perhitungan profesional bisa mendapatkan keuntungan
bersih sekitar 6% per tahun, adanya pengembalian pajak di salah satu instrumen
investasi bisa menghasilkan perbedaan yang cukup besar. Siapkan strategi,
pisahkan obligasi yang bakal terkena pajak dari instrumen investasi jangka
pendek dan dana pensiun. Tahan saham-saham jangka panjang yang akan terkena
pajak untuk menutupi kekurangan yang didapat dari saham-saham jangka pendek
yang bebas pajak.
5. Ambil Keuntungan dari
Volatilitas
Volatilitas pasar tidak akan benar-benar hilang. Volatilitas
pasar-pasar saham di dunia sudah meningkat hampir dua kali lipat sejak pertengahan
tahun 2000. Sebagai contoh, di tahun 2011 ini indeks the S&P 500 sudah
naik-turun lebih dari satu persen dalam 75 perdagangan. Manfaatkan volatilitas
ini untuk meraup untung. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah cari
kesempatan beli ketika indeks berada di bawah.
6. Awasi Gerak-gerik
Politisi
Era baru di masa penuh ketidakpastian sudah hadir.
Berita-berita dan kejadian politik kini lebih mempengaruhi pergerakan indeks
ketimbang faktor-faktor fundamental, seperti perolehan laba emiten. Sebagai contoh,
pada awal Agutus 2011 lalu, banyak saham blue chip berfundamental baik
tiba-tiba anjlok saat pelaku pasar menanti keputusan rapat kongres AS mengenai
masalah gagal bayar. Faktor fundamental masih memegang peranan penting, tapi
perhatikan juga pergerakan para politisi.
7. Perhatikan Biaya
Investasi, Jangan Terlalu Boros
Biaya dan nilai investasi yang besar mendorong imbal hasil
yang tinggi secara jangka panjang. Akan tetapi, penelitian terbaru atas
pertumbuhan finansial oleh DAL Investment Co menunjukkan besar tidaknya nilai
investasi tidak bisa menjadi prediksi imbal hasilnya. Bagaimana dengan komisi
broker? Tingginya kompetisi mendorong komisi tersebut turun dengan sendirinya.
Jadi, hindari komisi yang tinggi dan pengeluaran yang tidak perlu. Jika anda
bukan investor yang pasif, maka jangan biarkan biaya yang tinggi mengganggu
rencana investasi anda.
8. Tak Perlu Menunggu Lama
Untuk Meraup Laba Hasil Investasi
Beberapa tahun lalu, hanya saham-saham yang sudah ‘matang’
yang bisa menghasilkan dividen tinggi, atau obligasi yang sudah ‘pensiun’. Saat
ini, dengan selisih bunga yang tipis antara keuntungan dan tingkat inflasi, ada
beberapa instrumen yang bisa memberikan hasil 5% lebih banyak. Penelitian
membuktikan, secara jangka panjang para pemberi dividen berkinerja jauh lebih
baik ketimbang saham non-dividen, dan lebih stabil juga.
9. Berinvestasi dengan
Target, Jangan Melawan Indeks
Anda mungkin sering mendengar saham-saham yang berkinerja
jauh lebih tinggi ketimbang indeks bursa tersebut. Ini biasanya digunakan
menarik anda kepada saham-saham berjenis serupa dengan jaminan akan imbal hasil
yang tinggi. Namun, ada baiknya berkonsentrasi ke target yang spesifik
ketimbang harus melampaui kinerja indeks saham gabungan. Target ini mirip
dengan tujuan hidup, seperti memilih tempat kuliah atau kapan anda akan
pensiun.
10. Kembangkan Jaringan
untuk Ide-ide Baru
Manaajer investasi yang baik adalah yang bisa menggabungkan
riset dan pembelian saham dengan baik. Internet memberikan konektifitas yang
baik antara keduanya. Sering-seringlah membuka laman web profesional seperti
LinkedIn hingga laporan mendalam soal investasi di Value Investors Club. Selain
itu, ada ValueForum.com, sebuah forum yang hampir tiap hari membicarakan soal
imbal hasil dan sektor-sektor investasi.
11. Atur Kembali Penasihat
Keuangan Anda
Daripada memberikan ongkos penasihat keuangan yang biasanya
satu persen per aset tiap tahun, anda bisa meminta untuk nasihat sekali jalan.
Bayarlah sekitar US$ 250-400 per jam untuk meninjau kembali seluruh portofolio
investasi anda lengkap dengan tujuan investasi berikutnya, juga
kemungkinan-kemungkinan jika ada perubahan situasi. Setelah itu, jelajahi
internet dan banyaklah belajar mengenai investasi. Anda akan sadar bahwa
terlalu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk penasihat keuangan anda.
12. Tetapkan Batas Jual
Sebelum Beli
Banyak nasihat mengenai investasi yang intinya membantu anda
memberi gambaran mengenai apa dan kapan harus beli. Tetapi ada yang lebih
penting di tengah situasi yang serba fluktuatif ini, yaitu tahu kapan harus
jual. Editor American Association Individual Investors Journal Charles Rotblut
menganjurkan anda punya batas jual, bahkan sebelum lakukan aksi beli. Batas ini
menghindari risiko saat terjadi panik jual ataupun merugi terlalu dalam.
13. Mengekor Investor yang
Lebih Lihai
Tidak ada salahnya jika anda meniru cara-cara berinvestasi
investor maupun ‘orang dalam’ di sebuah perusahaan yang sekiranya terpercaya.
Investor profesional banyak melakukan hal ini. Anda bisa mengecek siapa saja
pemilik di saham-saham unggulan. Pergerakan mereka bisa diperhatikan untuk
diikuti ke saham-saham mana saja mereka masuk dan mereka lepas. Laman seperti
www.marketfolly.com, www.gurufocus.com dan www.insiderscore.com punya update
soal pelaku hedging dan pergerakan orang dalam alias insider.
14. Jadilah Analis Riset
Online
Semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjadi investor yang
lebih baik hanya tinggal satu ‘klik’ saja. Banyak broker dan perusahaan
investasi menawarkan edukasi investor dan kebutuhan riset secara online. Situs
lain seperti Ycharts.com, Trefis.com, Finviz.com, Stockcharts.com dan
Riskgrades.com, memberikan analisis yang biasa digunakan para profesional.
15. Masuk ke Valas untuk
Melebarkan Sayap Investasi
Saat ini sudah ada sekitar 1.100 perusahaan investasi yang
bermain di bursa valas dengan dana kelolaan lebih dari US$ 1 triliun. Tidak
semuanya bagus untuk anda, namun cara ini cukup terjangkau untuk melebarkan
sayap investasi. Mereka juga biasanya memberikan akses luas ke nilai tukar asing,
komoditas, dan pasar saham luar negeri, seperti Swiss franc, Brazil dan Turki.
16. Selalu Pegang Uang
Tunai Dengan Jumlah yang Cukup
Salah satu pelajaran berharga dari krisis tahun 2007-2009
lalu adalah sulitnya mencairkan dana anda sendiri saat pasar sedan jatuh. Jika
anda ingin tidur nyenyak tiap malam, lupakan sejenak keuntungan margin dan
siapkan uang tunai dalam genggaman anda. Dari yang biasa hanya 10% dari
kekayaan anda, tidak ada salahnya jika dinaikkan hingga 40%.
17. Tidak Ada Salahnya
Mengejar Performa
Banyak orang bilang salah besar jika berinvestasi hanya
karena melihat performa masa lalu. Namun, ahli investasi Dan Wiener menemukan
bahwa sejak tahun 1981 jika anda sudah berinvestasi pada saham yang tahun
sebelumnya naik cukup tinggi, maka bisa memberikan imbal hasil lebih dari 16,4%
dibandingkan kenaikan pasar saham yang hanya 11%
18. Cari Pertumbuhan di
Pasar Global
Amerika Serikat (AS) mungkin akan mengalami perlambatan
ekonomi dalam waktu yang cukup lama. Jika adan ingin mengejar keuntungan, maka
ada baiknya berinvestasi di pasar yang sedang tumbuh seperti Brazil dan China.
Jangan bergantung pada saham-saham perusahaan multinasional tapi sebenarnya
hanya ditransaksikan oleh pemain domestik. Cara yang paling mudah berinvestasi
di pasar modal berkembang yang masih seksi adalah memakai e-broker juga situs
riset seperti ETFchannel.com.
19. Jangan Buru-buru Jual,
Masuklah Saat Pasar Turun
Daripada anda mencairkan dana, sebaiknya anda masuk saat
pasar saham jatuh, saat orang lain melakukan aksi jual yang tidak masuk akal,
tapi dengan hasil riset yang matang. Investor asal California Bob Matteucci
memborong saham Nordstrom tepat saat krisis finansial yang waktu itu harganya
hanay US$ 8. “Ini seperti berlian yang siap dipungut, kata Matteucci. “Hidup
ini bukan menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana caranya belajar berdansa di
tengah hujan,” katanya.
20. Jangan Terlalu Lama
Pegang Obligasi
Memegang obligasi dalam waktu yang lama atau menunggunya
sampai ‘matang’ biasanya dilakukan untuk melawan perubahan tingkat suku bunga.
Ahli Investasi Fixed Income Richard Lehmann tidak sepakat dengan saran
tersebut, karena tingkat suku bunga saat ini tidak terlalu tinggi. “Ini bukan
kurva imbal hasil yang normal, dan anda tidak perlu melindungi diri anda,” kata
Lehmann. Sebaiknya cari penggerak investasi lainnya.
Salam kenal.
BalasHapusDijual tanah 21 Ha di daerah Setu Bekasi, Pinggir jalan raya alamat dan denah ada di photo.
Harga Rp. 400,000,-/permeter nego - SERTIPIKAT (yg di stabilo hijau). Info lengkap ada di:
http://www.tanahdisetubekasi.blogspot.com/?m=1
Survey bersama kuasa jual
BalasHapusThanks infonya. Oiya ngomongin investasi, ternyata ada loh sebagian orang yang masih takut menerapkannya karena berbagai alasan. Ada yang takut ketipu hingga takut kehilangan dana yang diinvestasikan. Nah, kalo kamu salah satu yang takut seperti itu, saya nemuin cara oke nih untuk bisa mengatasinya. Cek di sini ya: Masih takut investasi? Atasi dengan 5 hal ini!