KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PASAR INFORMASI
Klasifikasi
dan Konflik Kepentingan
Laporan
Keuangan merupakan hasil interaksi dari tiga kelompok yaitu:
·
1. Perusahaan
·
2. Pemakai
Informasi (Users)
·
3. Profesi
Akuntansi
Perusahaan
merupakan pelaku dalam proses akuntansi. Dengan aktivitas operasional, keuangan
dan non-operasional, perusahaan menjustifikasi produksi laporan keuangan.
Keberadaan dan prilakunya menghasilkan hasil keuangan yang sebagian dapat
diukur dalam proses akuntansi. Perusahaan juga merupakan penyedia informasi
akuntansi.
Produksi informasi akuntansi
dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan pemakai. Pemakai utama informasi
akuntansi antara lain pemegang saham, analis keuangan, kreditor dan agen
pemerintah.
Profesi
akuntansi membentuk kelompok ketiga yang dapat mempengaruhi informasi yang akan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Para akuntan akan bertindak sebagai
“auditor” yang bertanggungjawab untuk memverifikasi bahwa laporan keuangan
telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).
Terdapat
tiga kemungkinan pendekatan dalam perumusan tujuan akuntansi. Pendekatan
pertama melihat kumpulan informasi yang siap diungkapkan oleh perusahaan dan
mencoba untuk menemukan cara terbaik untuk mengukur dan memverifikasinya.
Pendekatan kedua melihat informasi yang dapat diukur dan diverifikasi oleh
profesi dan mencoba untuk mengakomodasi para pengguna dan perusahaan melalui
berbagai pilihan-pilihan akuntansi. Pendekatan ketiga memandang kumpulan
informasi yang dianggap relevan oleh para pengguna sebagai sesuatu hal yang
penting serta mendorong profesi dan perusahaan untuk membuat dan menverifikasi
informasi tersebut.
PERAN APB, AICPA DALAM MERUMUSKAN
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Menuju
Penyusunan Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan
Laporan Keuangan Menurut APB Statement No. 4:
·
1. Tujuan
khusus
·
2. Tujuan umum
·
3. Tujuan
kualitatif
Tujuan
khusus laporan keuangan
adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip
akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain
dalam posisi keuangan.
Tujuan
umum adalah sebagai berikut:
·
Menyediakan
informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu
usaha bisnis.
·
Menyediakan
informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai
hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit.
·
Menyediakan
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earning potensial
perusahaan.
·
Menyediakan
informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumberdaya ekonomi dan
kewajiban.
·
Mengungkapkan
informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
Tujuan
kualitatif akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
·
Relevan,
memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
·
Dapat
dipahami, informasi yang dipilih harus jelas, juga harus dapat dipahami
pemakai.
·
Dapat
diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang
indipenden, menggunakan metode pengukuran yang sama.
·
Netral,
informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pemakai khusus
pemakai tertentu.
·
Tepat
waktu, berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk menghindari
keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.
·
Dapat
diperbandingkan, perbedaan-berbedaan seharusnya tidak mengakibatkan perlakuan
akuntansi yang berbeda
·
Kelengkapan,
semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif lain harus
dilaporkan.
Tujuan
yang dinyatakan dalam APB Statement No. 4 menjadi dasar untuk bentuk dan isi
laporan keuangan konvensional.
SIFAT, ISU-ISU, PENGEMBANGAN KONSEPTUAL
DAN KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL DALAM AKUNTANSI KEUANGAN
Sifat
Kerangka Kerja Konseptual
Sejak
berdirinya, FASB mengakui arti penting tujuan laporan keuangan dalam mengadopsi
standar keuangan. FASB juga mengakui bahwa keseluruhan problem penyusunan standar
tidak hanya tergantung pada tujuan, tetapi juga pada penetapan batang tubuh
konsep dan tujuan.
Dewan
mengakui bahwa terjadi erosi kredibilitas pelaporan keuangan dan dikritik
dalam berbagai situasi berikut ini:
·
Dua
atau lebih metoda akuntansi diterima untuk fakta yang sama
·
Metoda
akuntansi yang kurang konservatif digunakan mendahului metoda akuntansi yang
lebih konservatif.
·
Cadangan
digunakan untuk melakukan perataan fluktuasi earning secara artifisial.
·
Laporan
keuangan gagal memberi sinyal akan kegentingan likuiditas dimasa mendatang.
·
Penangguhan
diikuti dengan penghapusan “big bath”.
·
Optimisme
yang tidak disesuaikan ada dalam mengestimasi kemampuan untuk pemulihan
kembali.
·
Off
balance sheet financing adalah lazim
·
Aserti
tidak material yang sering digunakan untuk menjustifikasi tidak diungkapkannya
informasi yang tidak menyenangkan.
·
Bentuk
mengungguli substansi.
Untuk
mengkoreksi beberapa kondisi tersebut dan untuk menyediakan cara yang lebih
tepat dalam penyusunan standar, dan meningkatkan pemahaman pemakai atas laporan
keuangan dan kepercayaan dalam pelaporan keuangan, FASB mengadakan proyek
kerangka konseptual.
Isu-isu Kerangka Konseptual
1.
Pandangan earning manakah yang seharusnya diadopsi?
Pandangan aset/utangÞPandangan ini disebut juga pandangan
neraca atau pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense merupakan
hasil dari perubahan aset dan utang.
Pandangan revenue/expenseÞPandangan ini disebut juga pandangan
laporan income atau penandingan, berarti revenue dan expense dihasilkan dari
kebutuhan akan penandingan. Penandingan, proses pengukuran fundamental dalam
akuntansi terdiri dari dua tahap:
o
Pengakuan revenue atau waktu melalui prinsip realisasi
o
Pengakuan expense dalam tiga cara:
Pandangan non-artikulasiÞPandangan ini didasarkan pada keyakinan
bahwa artikulasi mendorong perulangan, karena “semua kejadian yang dilaporkan
dalam laporan income juga dilaporkan dalam neraca meskipun dari perspektif yang
berbeda”. Definisi aset dan utang penting dalam penyajian posisi keuangan dan
definisi revenue dan expense mendominasi pengukuran earnings. Dua laporan
keuangan tersebut mempunyai eksistensi dan makna yang independen, sehingga
skema pengukuran yang berbeda digunakan oleh masing-masing laporan.
2.
Isu Definisi
Menurut
pandangan aset/utang, aset adalah sumber daya ekonomi perusahaan. Sumber daya
tersebut merepresentasikan manfaat di masa mendatang yang diharapkan
menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau tidak langsung. Sumber daya
ekonomi yang tidak memiliki karakteristik dapat ditukarkan atau severability.
Dalam pandangan aset/hutang, aset dibatasi untuk meyajikan sumber daya ekonomi
perusahaan.
Menurut
pandangan revenue/expense, aset tidak hanya meliputi aset yang didefinisikan
oleh pandangan aset/hutang, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan
sumber daya ekonomi namun diperlukan untuk penandingan dan penentuan income
secara memadai.
Pandangan
ketiga muncul dari persepsi neraca tidak hanya sebagai laporan posisi keuangan,
tetapi sebagai “laporan tentang sumber dan komposisi sekarang atas modal yang
diinvestasikan”.
Menurut
pandangan aset/utang, utang adalah kewajiban perusahaan untuk mentransfer
sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang.
Menurut
pandangan revenue/expense, utang tidak hanya meliputi utang yang didefinisi
oleh pandangan aset/utang tetapi juga kredit tangguhan dan cadangan yang tidak
merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tetapi
diperlukan untuk penandingan dan penentuan income dengan memadai.
Pandangan
ketiga atas utang muncul dari persepsi neraca sebagai “laporan sumber dan
komposisi modal perusahaan”. Utang dianggap sebagai sumber modal, dan meliputi
kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk
mentransfer sumber daya ekonomi.
Tujuan
Pelaporan Keuangan
Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan
susunan statemen keuangan.
Pemakai
dan Kepentingannya
FASB mengacu pemakai potensial yang dapat dituju
oleh pelaporan keuangan, yaitu:
owners,
lenders, supplioers, potential investors and creditors, employees, management,
directors, customers, financial analysis and advisors, brokers, underwriters,
stock exchanges, lawyers, economists, taxing authorities, regulatory
authorities, legislators, financial press and reporting agencies, labor unions,
trade associations, business researchers, teachers and students, and the
public.
Beragam kepentingan antara lain:
pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar,
penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi
sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja entitas.
Beberapa
menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi
(pelaporan keuangan), yaitu:
- Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
- Menyediakan informasi untuk kelompokj pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau
organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing
individual di dalamnya. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati
konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi yang nyatanya
terjadi. Dengan demikian, tujuan fungsional merupakan tujuan normatif yang
menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atatu organisasi.
Sebagai kegiatan sosoial (social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat
ditetapkan misalnya untuk:
- Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien
- Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi
- Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien
- Membantu para manajer dalam keputusan investasi
- Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara
- Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial
- Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan sosial dan ekonomik negara
- Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan pemegang saham.
Tujuan
Bersama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa
(subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya.
Tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan
individual kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota
masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
Perkembangan
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan
Versi A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT)
Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan
dengan menunjukkan manfaatnya untuk:
- Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya (alam, fisis, manusia, finansial) yang terbatas
- Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif
- Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen
- Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Tujuan
Versi APB No. 4
Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam
APB No. 4 secara umum dinyatakan sebagai berikut:
The
basic purpose of financial accounting and financial statements is to provide
financial information about individual business enterprises that is useful in
making economic decisions.
APB No.4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan
umum (general objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives).
Tujuan
Pelaporan Keuangan FASB
FASB menyatakan secara umum tujuan pelaporan yaitu
“to provide
information that is useful in making business and economic decision.”
Dengan tujuan ini tersirat bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam
dunia bisnis dan perekonomian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan
pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:
- Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social tempat akuntansi diterapkan.
- Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan.
- Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.
Konteks
Lingkungan Tujuan Pelaporan
FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat
steril (immutable)
dari lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan
pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan social dan ekonomik negara. Tujuan
pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan social
di Amerika. Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri:
- Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy)
- Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
- Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investor owened business enterprises)
- Pasar modal sebagai sarana pemenugan modal utama selain lembaga keuangan.
- Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah (private ownership is honored); sumber daya produktif lebih banyak dikelola oleh swasta/pribadi daripada oleh pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai regulator.
- Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi public yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan oleh tiap badan usaha.
- Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh auditor independen.
Karakteristik
dan Keterbatasan Informasi
Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu
badan usaha membutuhkan berbagai informasi relevan tentang badan usaha dan
lingkungan bisnis dan ekonomik tempat beroperasinya badan usaha. Tujuan
pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis
informasi yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah
bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan:
- Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan.
- Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan(approximation) daripada hasil perhitungan yang pasti.
- Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis).
- Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
- Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.
Fokus
dan Cakupan Informasi
FASB lebih mendasarkan tujuan pelaporan atas dasar
tujuan kelompok dominan yang dalam hal ini adalah investor dan kreditor.
Pertimbangan FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umum
diuraikan berikut:
- Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
- Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari berbagai pemakai informasi. Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.
- Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan dan tidak hanya untuk statemen keuangan.
Isi
Tujuan Pelaporan
Tujuannya dituangkan dalam bentuk SFAC No. 1. Tiga
rumusan tujuan utama.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacam yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan economic dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup tekun.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara lain, pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha bersangkutan.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.
FASB menjabarkan lebih lanjut posisi keuangan dan
perubahannya dalam bentuk butir-butir informasi yang harus disajikan yang
relevan dengan keputusan investasi dan kredit. Butir-butir tersebut (SFAC No.
1,prg. 41-45):
- Economic resources, obligations and owners’equity
- Enterprise performance and earnings
- Liquidity, solvency, and funds flows
- Management stewardship and performance
- Management explanations and interpretations
Teori
di Balik Tujuan Pelaporan FASB
Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata dalam
kehidupan social dan ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
dapat mengendalikan pencapaian tujuan social dan ekonomik negara.
Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan
peminta dan pemasok atau penyedia dana. Pasar modal merupakan suatu sistem
pemenuhan kebutuhan dana dan investasi yang terorganisasi yang melibatkan
partisipan yang terdiri atas bank-bank komersil dan semua perantara di bidang
keuangan, investor, dan kreditor dan melibatakan instrument keuangan dan surat
berharga baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Mekanisma pasar dan pengakuan hak milik pribadi
sebagai landasan ekonomi mempunyai konsekuensi bahwa pemerintah tidak secara
langsung mengendalikan efisiensi alokasi sumber daya ekonomik. Informasi yang
dibentuk melalui standar akuntansi dapat mempengaruhi perilaku ekonomik
sehingga distribusi kemakmuran diharapkan dapat terjadi melalui tiga partisipan
yaitu investor dan kreditor sebagai pihak sasaran (intended users), pemakai
laporan lain yang tidak dituju secara langsung (free riders), dan manajemen
sebagai pihak yang menyampaikan dan menyiapakan informasi (reporting entity).
Dengan struktur ekonomi tersebut, laba, kemampuan
melaba, dan kemampuan menciptakan kas badan usaha dianggap sebagai indicator
yang dapat mempengaruhi perilaku para partisipan di pasar modal. Investor dan
kreditor menanamkan kekayaan dalam industri tertentu yang memproduksi barang
dan jasa untuk kepentingan masyarakat. Harapan investor adalah dana yang
ditanamkan akan berkembang yang berarti bahwa investasinya memberikan kembalian
yang memadai.
Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi
akuntansi mempengaruhi keputusan investasi pada investor dan kreditor. Dengan
mekanisma pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha secara
keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar
akuntansi menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi
mempunyai pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipan melalui harga
sekuritas.
Tujuan
Pelaporan Entitas Nonbisnis
Tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi
nonbisnis dimasukkan sebagai salah satu komponen kerangka konseptual. FASB
berargumen bahwa karakteristik kedua kategori organisasi (bisnis dan nonbisnis)
mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua kerangka
konseptual terpisah untuk masing-masing kategori organisasi.
Tujuan
Utama (Primary Objective)
Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain,
baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional
tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
Tujuan-Tujuan
Spesifik (Specific Objective)
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melakasanakan tanggung jawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya, kewajiban dan sumberdaya (asset) bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan ha katas sumber daya tersebut.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama suatu periode. Pengukuran periodic perubahan-perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi nonbisnis dan informasi tentang upaya-upaya dan hasil jasa organisasi secara bersama menunjukkan informasi yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.
- Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
- Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan-penjelasan dan interpretasi-interpretasi untuk membantu para pemakai memahami keuangan yang disediakan.
Pada
mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut sebagai nonbisnis:
- Unit-unit kepemerintahan
- Organisasi amal dan keagamaan
- Institusi social
- Organisasi swasta nonprofit
Dalam
perkembangannya, unit-unit kepemerintahan dipisahkan dari lingkup organisasi
nonbisnis dan pelaporan keuangannya ditangani oleh Governmental Accounting
Standards Board (GASB).
Oleh
karena itu, organisasi atau entitas tidak lagi dikategori menjadi bisnis dan
nonbisnis tetapi menjadi nonkepemerintahan dan kepemerintahan. Entitas
nonkepemerintahan meliputi entitas bisnis dan nonbisnis yang pelaporan
keuangannya berada dibawah jurisdiksi FASB sedangkan entitas kepemerintahan
meliputi pemerintah pusat dan daerah yang berada di bawah jurisdiksi GASB.
FASB mengidentifikasi ciri-ciri
nonbisnis yang menjadikan tujuan peleporan organisasi nonbisnis berbeda dengan
organisasi bisnis. Ciri-ciri tersebut adalah (SFAC No. 4, prg. 6):
·
Penerimaan sumber ekonomik yang cukup
besar dari penyedia dana yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau
manfaat yang proporsional dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
·
Tujuan operasi selain
menyediakan/menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba.
·
Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan
proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual, dipindahtangankan, atau ditarik,
atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal
organisasi dilikuidasi/dibubarkan.
Karakteristik Kualitatif Informasi
Kerangka
konseptual merupakan pedoman bagi penyusun standar untuk memutuskan apakah
suatu objek atau kajadian harus diwajibkan, melalui standar akuntansi, untuk
dilaporkan oleh badan usaha atau organisasi.
Ada dua tataran atau level kebijakan akuntansi
yaitu tataran penyusun standar dan tataran badan usaha secara individual.
Karena merupakan konstitusi yang harus diacu dalam pembuatan kebijakan
akuntansi tersebut, maka rerangka konseptual harus memuat kriteria untuk
mengevaluasi apakah suatu objek layak untuk dilaporkan dalam kaitannya dengan
tujuan pelaporan keuangan.
Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi
sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat
untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness)
merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif.
Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau
kualitas (qualities)
informasi akuntansi.
Informasi akan bermanfaat kalau informasi
tersebut: berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi; dipahami dan
digunakan oleh pemakai; dipercayai oleh pemakai.Kalau pemakai tidak dapat
mencerna informasi yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak
digunakan yang berarti tidak bermanfaat kalau disediakan. Oleh karena itu,
kualitas informasi juga harus sepadan dengan kualitas pemakai (user-specific qualities).
Nilai
Informasi
Informasi dikatakan mempunyai nilai
(kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut:
- Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang.
- Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.
- Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Keterpahaman (Understandibiity)
Keterpahaman adalah kemampuan informasi untuk
dapat dicerna maknanya oleh pemakai. Dalam menetapkan tujuan, FASB menetapkan
kriteria kebermanfaatan atas dasar karakteristik pemakai dan informasi
sekaligus sebagai berikut (SFAC No. 1,prg. 34):
The
information should be comprehensible to those who have a reasonable
understanding of business and economic activities and are willing to study the
information with reasonable diligence.
Keberpautan (Relevance)
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan
infformasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif
keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila
dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan, keberpautan adalah kemampuan
informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lain dalam menyusun
prediksi-prediksi tentang beberapa munculan (outcomes)
dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa datang atau dalam mengkonfirmasi
atau mengkoreksi harapan-harapannya.
Nilai
Prediktif (Predictive Value)
Sebagai unsur keberpautan, nilai prediktif adalah
kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas
bahwa harapan-harapan pemakai akan munculan/hasil suatu kejadian masa lalu atau
datang akan terjadi. Nilai prediksi disini adalah kemampuan informasi dalam
memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan
prediksi.
Nilai
Balik (Feedback Value)
Sebagai unsur kebarpautan, nilai balik adalah
kemampuan informasi untuk membantu pemakia dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi
harapan-harapan pemakai di masa lalu. Jadi, nilai balikan adalah kemampuan
informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi apakah keputusan-keputusan masa
lalu adalah tepat dengan datangnya informasi tersebut.
Ketepatanwaktuan (Timeliness)
Sebagai aspek pendukung keberpautan, ketepatanwaktuan adalah tersedianya informasi
bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut
kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.Dalam hal tertentu, mengejar
keberpautan dan ketepatanwaktuan
untuk mencapai kebermanfaatan harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain
yaitu keakuratan/presisi atau keterandalan. Jadi, terdapat saling korban (trade-off) antara
ketepatanwaktuan
dan keakuratan/reliabiltas untuk mendapatkan kebarmanfaatan.
Keandalan
(Realiability)
Keandalan adalah kemampuan informasi untuk
memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akan
mempunyai nilai yang tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang tinggi
terhadap kebanaran informasi.
Ketapatan
Penyimbolan (Representational Faithfulness)
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau
kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang
diukur atau dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi
adalah kondisi fisis, kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha
berupa sumber ekonomik, kewajiban keuangan, dan transaksi atau kejadian yang
mengubah sumber ekonomik dan kewajiban tersebut.Ketepatan penyimbolan dalam
akuntansi menyangkut dua hal yaitu ketepatan deskripsi atau definisional
(misalnya aset, kas, piutang, dan kewajiban) dan validitas pengukuran.
Keterujian
(Verifiability)
Sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah
kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai
karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen
ketepatan peyimbolan (kebenaran/validitas informasi).Secara ringkas, keterujian
(verifiabilitas) adalah kemampuan untuk meyakinkan bahwa informasi merepresentasi
apa yang dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan konsensus atau bahwa
cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau bias.
Kenetralan
(Neutrality)
Sebagai unsur sekunder keterandalan, kenetralan
adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan dalam perlakuan
akuntansi. Ketakberbiasan berarti bahwa informasi disajikan tidak untuk
mengarahkan grup pemakai tertentu agar bertindak sesuai dengan keinginan
penyedia informasi atau untuk menguntungkan/merugikan grup pemakai tetentu atau
untuk menghindari akibat/konsekuensi tertentu bagi sekelompok pemakai.
Sebenarnya, kebijakan akuntansi tidak hanya
terjadi ditataran penyusuan standar dan manajemen (badan usaha) tetapi
ditataran yang lebih tinggi yaitu perekayasa pelaporan yang menghasilkan
rerangka konseptual. Kenetralan lebih mempunyai arti penting bagi penyusun
standar daripada bagi pelaksana standar (penyusun laporan keuangan). Akan
tetapi, makna kenetralan dan sikap netral adalah sama untuk kedua pihak
tersebut. Kenetralan berarti bahwa baik dalam merumuskan atau
mengimplementasikan standar, perhatian utama adalah relevansi dan reliabilitas
informasi yang dihasilkan bukan pengaruh standar tersebut terhadap pihak
pemakai tertentu.
Keterbandingan
(Comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang
menjadikan informasi bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi
untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua
perangkat fenomena ekonomik. Informasi tentang suatu badan usaha akan bertambah
tingkat kebermanfaatannya bila ia dapat dibandingkan dengan informasi yang
serupa. Jadi kebermanfaatan informasi tentang suatu objek akan meningkat jika
informasi tersebut dibandingkan dengan suatu patok duga (benchmark).
Dua hal atau lebih dapat dibandingkan kalau mereka
mempunyai beberapa karakteristik bersama sebagai basis perbandingan. Contohnya
adalah asset, pertumbuhan, ukuran dan lain sebagainya. Perbandingan biasanya
dengan menilai/mengukur karakteristik bersama tersebut secara kuantitatif.
Perbandingan akan bermakna hanya jika kuantitas karakteristik bersama dihasilkan
dengan dasar, standar, prosedur, atau metode yang sama. Dalam akuntansi, bukan
hanya unit pengukur yang sama yang disyaratkan melainkan juga definisi yang
sama tentang suatu objek. Artinya, pengertian laba bagi perusahaan satu
harus sama dengan pengertian laba bagi perusahaan lain yang dibandingkan.
Standar akuntansi dimaksudkan untuk menjamin bahwa
kualitas ketebandingan antarbadan usaha tinggi. Selain itu juga, memberikan
keleluasaan bagi badan usaha untuk memilih perlakuan akuntansi yang paling
sesuai dengan kondisi badan usaha. Sehingga terjadilah tarik menarik antara
perlunya keseragaman (uniformity) dan keragaman (diversity) perlakuan
akuntansi. Hendriksen dan Van Breda (1992, hlm. 142) menunjukan argumen para
pendukung masing-masing pendekatan.
Kualitas informasi yang sangat erat kaitannya
dengan keterbandingan adalah ketaatasasan atau konsistensi. Konsistensi ini
meningkatkan keterbandingan di dalam perusahaan. Akan tetapi jika dipertahankan
berlebihan akan mengurangi keberpautan informasi. Kalau perubahan memang
membawa informasi menjadi lebih baik kualitasnya, menjaga konsistensi dapat
menghalangi kemajuan. Jadi pengungkapan mengatasi masalah konsistensi
dalam hal terjadinya perubahan. Namun, perubahan harus dipertimbangkan dengan
masak atas dasar kos-benefit sehingga saling tukar (trade-off) antara
konsisitensi dan keberpautan informasi memang benar-benar dapat dijustifikasi.
Materialitas
(Materiality)
Tidak semua informasi disajikan dalam laporan
keuangan, hal ini disebabkan oleh pertimbangan bahwa investor tidak
tertarik pada informasi yang tidak berpengaruh terhadap keputusannya atau
karena jumlah rupiah informasi akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi
keputusan. Oleh karena itu, diperlukan batas bawah untuk menyaring informasi
mana yang dianggap penting dan tidak, sehingga perlu diakui atau tidak. Penting
tidaknya informasi biasanya dievaluasi atas dasar besar-kecilnya jumlah rupiah
(magnitude) objek informasi dibandingkan dengan jumlah rupiah objek keputusan.
Pada umumnya, hal ini diukur secara kuantitatif. Ambang batas (threshold)
kuantitatif untuk menyaring informasi untuk diakui adalah materialitas.
Materialitas adalah besar-kecilnya atau magnitude
suatu penghilangan atau penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan
besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri
pada informasi tersebur berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian
atau penyalahsajian tersebut. Untuk menjadi material, mangnituda informasi
harus dievaluasi bersamaan dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi
tersebut.
Keterpautan dan
Keterandalan
Keterpautan
dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu informasi agar
informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan hilang kalau salah satu
karakteristik tidak ada. Karakteristik ini juga menjadi criteria yang keduanya
harus dipenuhi dalam pengakuan informasi untuk disajikan dalam laporan
keuangan. Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan kebutuhan
yang berbeda, dalam kondisi tertentu bobot yang diletakkan pada tiap
kerakteristik juga berbeda-beda. Sehingga di sini terjadi saling korban antara
keberpautan dan keterandalan.
Setelah batas atas (benefit > kos) dilewati dan
informasi cukup material, ambang keterandalan minimal harus ditetepkan dengan
cukup wajar sehingga laporan keuangan tetepa berisi informasi yang cukup layak
berpaut dengan keputusan para pemakai. Dengan demikian, laporan keuangan tetap
bermanfaat, dan keberpautan juga merupakan criteria pengakuan suatu pos untuk
masuk sebagai elemen laporan keuangan.
Elemen-Elemen
Laporan Keuangan
Elemen laporan keuangan adalah makna (meaning) atau
konstruk yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk
menyimbolkan atau merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha
sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan
tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Kegiatan badan
usaha di sini meliputi kondisi fisis dan nonfisis serta proses ekonomik badan
usaha.
Bila laporan keuangan dianalogi dengan peta jalan,
gambar jalan, lebar gambar jalan, arah, nam jalan, dan jembatan yang tercetak
dalam peta merupakan elemen-elemen fenomena atau realitas fisis jalan dalam
wilayah yang dipetakan. Agar orang yang melakukan perjalanan tidak tersesat,
maka informasi jalan dalam peta harus terandalkan, dan harus berpaut dengan
tujuan pembuatan peta. Peta pariwisata, peta demografi, atau peta geologi jelas
akan berbeda dengan peta jalan.
Elemen laporan keuangan merupakan bahan pembentuk
informasi semantik yang dikandung laporan keuangan. Informasi semantic terdiri
atas elemen (objek), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Jadi
elemen-elemen laporan keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik
yang ingin disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan
pelaporan keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan
akhirnya menentukan banyaknya elemen laporan keuangan.
Informasi
semantik harus mencakupi :
- Posisi keuangan
- Kemampuan menghasilkan laba
- Kinerja manajemen
- Pertanggungjawaban manajemen
Elemen – elemen yang harus disajikan untuk
mempresentasikan informasi semantik tersebut adalah sebagai berikut :
- Aliran kas bersih masa dating ke badan usaha
- Sumber daya ekonomik badan usaha
- Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut dari :
- Entitas atau badan usaha lain
- Pemilik
- Perubahan elemen di atas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan
Ada
tiga jenis perubahan akibat transaksi, kejadian, atau keadaan, yaitu:
- Perubahan yang tidak mempengaruhi ekuitas
- Perubahan yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain
- Perubahan yang hanya mempengaruhi ekuitas
Definisi
Elemen
Definisi
berkaitan dengan beberapa karakteristik utama elemen-elemen statement keuangan.
Definisi elemen merupakan penyaring atau criteria penting pertama untuk
menentukan isi statement keuangan. Untuk disajikan melalui statement keuangan,
suatu objek atau pos tidak cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus mengakui
criteria pengakuan dan pengukuran. Berikut ini disajikan definisi elemen-elemen
yang diidentifikasikan FASB.
- Asset adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
- Kewajiban adalah pengorbanan masa manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer asset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa dating sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
- Ekuitas atau asset bersih adalah hak residual terhadap asset suatu entitas yang masih tersisa setelah mengurangi asset dengan kewajibannya.
- Investasi oleh pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat dari transfer ke entitas lain sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan atau ekuitas di dalamnya.
- Distribusi ke pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat pentransferan asset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik.
- Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber nonpemilik.
- Pendapatan adalah aliran msuk asset atau kenaikan asset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
- Biaya adalah aliran keluar asset atau penyerapan asset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
- Untung adalah kenaikan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
- Rugi adalah penurunan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik.
Sepuluh elemen diatas disebut secara eksplisit
oleh FASB dalam SFAC No. 2. Aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut
ini :
- Aliran kas dari kegiatan operasi
- Aliran kas dari kegiatan investasi
- Aliran kas dari kegiatan pendanaan
Perubahan Posisi Keuangan
Asset,
kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga
hal, yaitu :
- Kejadian (events) Adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi terhadap suatu entitas. Misalnya, suatu entitas memasukkan bahan baku ke mesin pengolah (contoh kejadian internal) atau membeli bahan baku (contoh kejadian eksternal).
2. Keadaan
(circumstances) Adalah
suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu kejadian atau
serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi yang tak terduga atau sulit
diduga. Keadaan biasanya bersifat random, tak terantisipasi, dan biasanya
bersifat darurat atau istimewa.
3. Transaksi
(transaction) Adalah
salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu yang
bernilai (manfaat ekonomik masa datang) antara dua entitas atau lebih. Untuk
dapat disebut sebagai transaksi, suatu kejadian harus melibatkan pihak luar.
Bila dilihat dari elemen ekuitas,
perubahan-perubahan posisi keuangan akibat tiga hal tersebut dapat
dikategorikan menjadi :
- Semua perubahan dalam asset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas.
- Semua perubahan dalam asset atau kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas.
- Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan asset atau kewajiban.
Jadi, secara konseptual, statement laba rugi dan
statement perubahan ekuitas sebenarnya merupakan lampiran dari neraca sehingga
seperangkat penuh statement keuangan akan saling berkaitan.
Pengukuran
dan Pengakuan
Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan
seperangkat penuh statement keuangan. Agar seperangkat penuh statement keuangan
memuat informasi semantik, suatu pos harus diukur untuk menentukan
besar-kecilnya (size).
Agar secara teknis penyusunan statement keuangan dapat dilaksanakan dengan
mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar) untuk mencatat hasil pengukuran.
Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam statement keuangan menjadi
basis untuk menamai akun-akun dalam buku besar. Perekayasaan pelaporan harus
menetapkan konsep-konsep pengukuran serta pengakuan sebagai pedoman umum
tersebut.
Pelaporan
dan Statement Keuangan
Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan harus
dibedakan dengan statement keuangan. FASB menyatakan bahwa statement keuangan
adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Statement keuangan
merupakan ciri sentral pelaporan dan oleh karena itu menjadi batas lingkup
pengakuan dan pengukuran. Penjelasan atau catatan atas statement keuangan
menjadi bagian integral dari statement keuangan dasar.
Seperangkat Statement
Keuangan
Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan
element statement keuangan akan menentukan jenis statement apa saja yang
membentuk seperangkat penuh statement keuangan. Sekelompok elemen akan
membentuk jenis statement keuangan tertentu. FASB menyatakan bahwa seperangkat
penuh statement keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi
sebagai berikut :
- Posisi keuangan pada akhir periode tersebut
- Laba untuk periode tersebut
- Laba komprehensif untuk periode tersebut
- Aliran kas selama periode tersebut
- Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut
Informasi
di atas tidak lain adalah informasi semantik yang termuat dalam tujuan
pelaporan 2 dan 3. Perbedaannya adalah bahwa informasi di atas dikaitkan secara
spesifik dengan seperangkat statemen keuangan sebagai satu kesatuan penuh
(lengkap). Tiap informasi tersebut harus dituangkan dalam satu jenis statemen
keuangan (individual
financial statetment). Gambar di bawah ini menunjukkan jenis
statemen dan informasi semantik yang dikandungnya.
Jenis
Statemen keuangan dan Informasi Yang Dikandung
Informasi
Semantik
|
Jenis
Statemen Keuangan
|
Posisi
Keuangan
|
Statemen
Posisi Keuangan (Neraca)
|
Laba
Periode
|
Statemen
Laba-Rugi
|
Laba
Komprehensif
|
Statemen
Laba/Penghasilan Komprehensif
|
Aliran
Kas Periode
|
Statemen
Aliran Kas
|
Investasi
oleh dan distribusi ke pemilik
|
Statemen
Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan
|
Pengukuran
Pengukuran (measurement)
adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan diletakkan
pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi,
kejadian, atau keandalan untuk merepresentasi makna atau atribut (attribute) objek
tersebut.
Atribut adalah sesuatu yang melekat pada suatu
objek yang menggambarkan sifat atau ciri yang dikandung objek tersebut. Atribut
pengukuran (measurement
attributes) suatu elemen /pos adalah dasar pengukuran (jumlah
rupiah) yang harus diletakkan pada suatu eleman/pos untuk merepresentasi secara
tepat atribut yang ingin diungkapkan darielemen/pos tersebut dalam pelaporan
keuangan.
FSAB mengidentifikasi atribut pengukuran yang
sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu (SFAC No.
5, prg. 67):
- Kos historis atau perolehan kas historis (historical cost atau proceeds)
- Kos sekarang (current cost)
- Nilai pasar sekarang (current market value)
- Nilai terealisasi/pelunasan neto (net realizable/settlement value)
- Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang (present or discounted value of future cash flows)
Sebagai
landasan konseptual bagi penyusun standar, atribut pengukuran di atas lebih
dimaksudkan sebagai contoh daripada sebagai pembatasan. Secara teoritis masih
terdapat banyak atribut pengukuran. Gambar di bawah mendiskripsi atribut yang
dikandung suatu pos serta atribut pengukuran yang berpaut sebagaimana
dideskripsi dan dicontohkan oleh FSAB.
Atribut
Pos dan Atribut Pengukuran Yang Berpaut
Contoh
Pos
|
Atribut
yang Direpresentasi
|
Atribut
Pengukuran
|
Gedung, mesin, perlengkapan
|
Sisa potensi jasa
|
Kos historis
|
Kewajiban kepada pelanggan
|
Harga barang atau jasa yang disepakati
|
Perolehan kas historis
|
Beberapa sediaan
|
Pengeluaran untuk memperoleh barang yang sama
|
Kos sekarang
|
Surat-surat berharga
|
Jumlah rupiah yang diperoleh bila terjual
|
Nilai pasar sekarang
|
Piutang usaha
|
Jumlah rupiah yang akhirnya tertagih
|
Nilai terealisasi
|
Utang usaha
|
Jumlah rupiah yang akhirnya dibayar
|
Nilai pelunasan
|
Investasi dalam obligasi
|
Nilai bawaan (carrying value) yang harus diterima bila
dilunasi saat ini
|
Nilai sekarang aliran kas masuk masa datang
|
Utang Obligasi
|
Nilai bawaan (carrying value) yang harus dibayar bila
dilunasi saat ini.
|
Nilai sekarang aliran kas keluar masa datang.
|
Deskripsi
atribut pengukuran di atas lebih bersifat instruksional (mendidik) bagi
penyusun standar, penyaji, dan pemakai statemen keuangan untuk memahami adanya
atribut yang berbeda antarpos daripada bersifat sebagai pedoman. Pengukuran
suatu pos untuk dilaporkan pada tanggal statemen keuangan sering disebut
sebagai penilaian (valuation) sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi
penggunaannya untuk menentukan jumlah rupiah pada saat pemerolehan atau
terjadinya suatu objek. Pengukuran atau penilaian merupakan bagian penting
dalam rerangka konseptual karena keterukuran (measurability) merupakan salah satu
kriteria untuk menyajikan suatu pos melalui statemen keuangan.
Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian
suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan
keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi
(penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah rupiah terrsebut akan mempengaruhi suatu pos dan
terefleksi dalam statemen keuangan.
FSAB menetapkan empat kriteria pengakuan
fundamental (konseptual) sebagai berikut (SFAC No. 5, prg. 63):
Definisi
(definitions),
suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.
Keterukuran
(measurability),
suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut dengan keputusan dan dapat
diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
Keberpautan
(relevance),
informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam
keputusan pemakai.
Keterandalan
(reliability),
informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan fenomena, teruji
(terverifikasi), dan netral.
Keempat kriteria di atas harus dipertimbangkan
dalam konteks karakteristik kualitatif informasi yaitu memenuhi batas atas
(benefit > kos) dan batas bawah (materialitas). Bila keempat kriteria
dipenuhi, masalah berikutnya adalah kapan keempat kriteria di atas dipenuhi
atau kapan suatu hasil pengukuran dapat diakui. Oleh karena itu, diperlukan
lagi kriteria saat pengakuan (timing
of recognition).
Nilai
Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi
Kerangka
pengukuran dan pengakuan sebagaimana dimuat dalam SFAC No. 5 telah dikembangkan
dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang penggunaan informasi aliran kas dan
nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi. Sebagai komponen rerangka
konseptual, SFAC no. 7 memberi pedoman yang berisi:
- Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
- Prinsip-prinsip umum (general Principles) yang melandasi penggunaan nilai sekarang, terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing), atau keduanya tidak pasti.
Pengertian
Dasar
Untuk memahami konsep-konsep dalam komponen
rerangka konseptual ini, perlu dipahami beberapa pengertian dasar yang
terkandung dalam rerangka ini.
Saat
Pengukuran
Ditinjau dari saat pengukuran, terdapat dua saat
penting yaitu pengukuran pada saat pengakuan mula-mula (at initial recognition)
dan pada berbagai saat atau periode sesudah pengakuan mula-mula yang disebut
dengan pengukuran baru mulai (fresh
start).
Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah
pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali
akibat transaksi, kejadian, atau keadaan. Penentuan dan pencatatan jumlah
rupiah yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh merupakan contoh
pengukuran ini. Sedangkan pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam
periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menenetukan jumlah rupiah
bawaan (carying value)
baru yang tidak berkaitan dengan jumlah-jumlah rupiah sebelumnya (misalnya kos
historis atau atribut pengukuran lain yang telah tercatat dalam sistem
akuntansi).
Penentuan
Aliran Kas Masa Datang
Pengukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini
dapat didasarkan atas aliran kas masa datang. Aliran kas masa datang
umumnya harus diestimasi. Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa
datang.
Taksiran atau
Estimat Terbaik (Best
Estimate) adalah jumlah rupiah tunggal yang paling boleh jadi (most-likely) dalam
suatu kisar/rentang beberapa jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi.
Dalam statistika, jumlah rupiah ini merupakan modus suatu distribusi variabel.
Aliran Kas
Estimasian (Estimated
Cash Flow) adalah jumlah rupiah tunggal yang akan diterima atau
dibayar di masa datang. Penerimaan atau pembayaran dalam aliran kas
estimasian dapat terdiri atas beberapa jumlah rupiah tunggal.
Aliran Kas
Harapan (expected
Cash Flow) adalah gunggung (sum)
beberapa jumlah rupiah berbobot probabilitas (probability-weighted amounts) dalam
suatu kisar rupiah estimasian yang mungkin terjadi. Dalam statistika, angka ini
merupakan mean atau rata-rata berbobot.
Nilai
Sekarang Aliran Kas Masa Datang
Menggunakan nilai sekarang dan aliran kas masa
datang dalam pengukuran memerlukan pemahaman tentang dua pengertian dasar
berikut.
Nilai sekarang
(Present value)
adalah pengukur sekarang aliran kas masuk atau keluar masa datang. Pengukur ini
adalah aliran kas masa datang didiskun pada tingkat bunga tertentu selama
beberapa periode antara sekarang dan saat tibanya aliran kas estimasian.
Nilai Sekarang
Harapan (Expected
Present Value) adalah gunggung beberapa nilai sekarang berbobot
probabilitas suatu kisar aliran kas estimasian yang mungkin terjadi, yang
semuanya didiskun dengan tingkat bunga yang sama.
Nilai wajar
(Fair Value)
adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam suatu transaksi
antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan. Niali wajar suatu aset (atau kewajiban) dapat dibeli (atau
terjadi/disepakati) atau dijual (atau dilunasi) dalam suatu transaksi antara
pihak berkehendak, yaitu bukan dari penjualan paksaan atau likuidasi.
Tujuan
Nilai Sekarang dalam Pengukuran
Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran
akuntansi adalah untuk menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik
antara sehimpunan aliran kas masa datang dan untuk mengestiamsi niali wajar.
Nilai sekarang akan mampu membedakan beberapa aliran kas yang tampak sama
besarnya.
Pengukuran atas dasar nilai sekarang aliran kas
masa datang akan menghasilkan informasi yang lebih berpaut daripada pengukuran
yang didasarkan atas aliran kas yang tidak didiskon. Nilai sekarang dapat
menangkap perbedaan ekonomik antaraliran kas kalau unsur-unsur berikut
dipertimbangkan. (SFAC No. 7prg. 23):
- Suatu estimate aliran kas masa datang atau, dalam beberapa kasus yang kompleks, serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada saat berbeda.
- Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan saat tibanya aliran kas tersebut.
- Nilai waktu yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko.
- Harga atau nilai penanggungan risiko atau ketidakpastian yang melekat pada aset atau kewajiban.
- Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.
Pengukuran
akuntansi umumnya didasarkan pada jumlah rupiah bentukan pasar yang teramati
(observablemarketplace-determined amount) seperti kas yang
diterima/dibayardalam jual-beli suatu aset. Jumlah rupiah ini lebih terandalkan
dan lebih efisien ditentukan daripada jumlah rupiah pengukuran yang menggunakan
aliran kas masa datang. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran pada saat
pengkuan mula-mula dan saat baru mulai adalah untuk mengestimasikan nilai
wajar.
Nilai wajar menjadi sasaran pengukuran dengan
nilai sekarang karena pengukuran nilai wajar menangkap secara penuh kelima
unsur diatas. FASB juga membahas pengukuran alternatif yaitu : Pengukuran nilai
terpakai (value-in-use) atau specifik-entitas (entity-specific), penyelesaian
efektif (effective-settlement), dan akumulasi kos(cost-accumulation) atau
akrual kos (cost-accrual). FASB berargumen bahwa ketiga pengukuran tersebut
tidak cukup lengkap atau penuh menangkap kelima unsur diatas.Jadi, bila tidak
terdapat harga pasar, nilai sekarang dapat digunakan untuk menetukan nilai
wajar.
Prinsip-Prinsip
Umum
Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman
penerapan nilai sekarang dalam mengukur aset dan kewajiban adalah :
- Sedapat-dapatnya, aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketidakpastian masa datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah memperoleh atau tidak suatu transaksi tunai yang bebas.
- Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumi yang melekat pada aliran kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
- Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.
- Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang mungkin terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi, minimum, atau maksimum.
Manfaat
dan Keterbatasan Model
Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK)
versi FASB di ata mempunyai manfaat sebagai sumber acuan untuk mengembangkan
hal yang sama untuk lingkungan(negara) yang lain. Karena konteks lingkungan
yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat sama atau berbeda
bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan.
Pengaruh
RK FASB
Dalam kenyataanya, RK FASB mempunyai pengaruh
(dampak) yang besar dalam memicu dam melandasi pengembangan RK di beberapa
negara lain pada periode pengembangan atau pada periode setelah RK FASB
selesai. Berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha untuk
mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi profesi
tersebut adalah :
- a. Australian Accounting Research foundation (AARF)
- b. International Accounting Standards Committee (IASC)
- c. Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA)
- d. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
- e. (UK) Accounting Standards board (UK ASB)
Dokumen
Kebijakan
RK merupakan dokumen kebijakan atau politis. Oleh
karena itu, bukan merupakan teori ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan,
proses penyusunannya melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya
dalam beberapa kasus melibatkan pemungutan suara. RK FASB penuh dengan muatan
nilai-nilai yang dianut dalm konteks lingkungan Amerika (value-laden).
Validitas RK harus diuji atas dasar keefektifannya sebagai alat dan bukan atas
dasar kriteriakebenaran atau dasar kriteria kebenaran atau validitas ilmiah.
Karena bersifat deduktif-normatif, proses
perekayasaan dan penalaran itu sendiri bebas nilai adalah konteks lingkungan
dan parameter yang dipertimbangkan dalam proses penalaran. Di Indonesia sudah
berkembang organisasi-organisasi syariah yang bergerak dalam bidang bisnis dan
nonbisnis. Proses penalaran dalam penyusunan RK FASB dapat dijadikan model
untuk mengembangkan RK untuk organisasi tersebut tentu saja dengan memasukkan
parameter-parameter yang berpaut/relevan.
maaf mbak, ijin copy sebagian materinya untuk refrensi tugas,,
BalasHapusmakasih atas info materinya..