Perkembangan teknologi informasi
telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer
pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi
informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya.
Pemrosesan informasi berbasis computer mulai dikenal orang dan hingga saat ini
sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat pengolah
data untuk menghasilkan informasi. Dibidang akuntansi, sistem pemrosesan
informasi akuntansi berbasis computer banyak ditawarkan dengan tujuan untuk
memberikan kemudahan bagi para akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji.
Dalam era bisnis global, pengaruh
kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan lagi, seperti penggunaan
telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam berbagai aktivitas sarana
berkomunikasi perusahaan. Teknologi informasi memungkinkan manusia untuk
memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan
dengan biaya yang murah. Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan
lingkungan ini jika ingin organisasinya tetap dapat bertahan dan meningkat kinerjanya.
Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan
teknologi yang mencakup informasi, peralatan teknik dan proses dalam mengubah
input menjadi output. Selain itu, manajemen harus dapat memahami dengan baik
peran system informasi dalam organisasi (Eliot, 1992).
Perubahan lingkungan ini juga
menuntut akuntansi manajemen sebagai suatu sistem informasi untuk menyediakan
informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami,
dan teruji dalam rangka pengambilan keputusan manajemen.
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA
Teknologi informasi muncul sebagai
akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin
kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa
yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk
dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari
terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat
menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya
terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi
tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh
aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat
didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi
dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, database,
teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya,
teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan
informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
Ada
berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang
muncul, antara lain :
1. Electronic
Data Processing Systems,
2.
Data
Processing Systems (DPS),
3. Decision
Support System (DSS),
4.
Management
Information System (MIS),
5.
Executive
Information Systems (EIS),
6. Expert
System (ES) dan
7. Accounting
Information System (AIS) (Bodnar, 1998).
EDP adalah penggunaan teknologi
komputer untuk menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada
transaksi organisasi. Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi yang
sifatnya rutin (sehari-hari). Sistem ini tidak dapat membantu pekerjaan pihak
manajemen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sistem ini hanya
bermanfaat untuk meningkatkan ketepatan waktu dan frekuensi penyajian laporan.
Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi system informasi akuntansi dalam
setiap organisasi. Istilah data processing (DP) sebenarnya sama dengan EDP.
MIS merupakan penggunaan teknologi
komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada manajemen level
menengah. MIS mengakui adanya kenyataan bahwa para manajer dalam suatu
organisasi membutuhkan informasi dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa
sistem informasi berbasis komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi
para manajer.
DSS adalah suatu sistem informasi
yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir.
Karena berorientasi pada pemakai akhir, maka DSS membutuhkan penggunaan
model-model keputusan dan database khusus yang berbeda dengan sistem DP.
DSS diarahkan pada penyediaan data yang nyata, khusus, dan informasi yang tidak
rutin yang diminta oleh manajemen. DSS dapat digunakan untuk menganalisis
kondisi pasar sekarang atau pasar potensial. DSS juga dapat membantu mengubah
proses bisnis, dimana umumnya manajer membuat
semua
keputusan, namun dengan adanya teknologi informasi seperti decision support
tools, access database, dan modelling software, pengambilan
keputusan menjadi bagian setiap orang.
ES merupakan sistem informasi yang
berbasis pada pengetahuan yang menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi
khusus untuk menjalankan kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir.
Seperti DSS, ES membutuhkan penggunaan model-model keputusan manajemen dan database
khusus. Tidak seperti DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis
pengetahuan dan inference engine. Jika DSS membantu manajemen dalam
rangka pengambilan keputusan, maka ES membuat keputusan tersebut.
EIS merupakan suatu sistem informasi
yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen puncak mengenai informasi strategik
dalam proses pengambilan keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan sebuah
sistem yang menyediakan informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi para
pengambil keputusan.
Penggunaan teknologi informasi pada
aktivitas perusahaan seperti pada value chain dapat menghasilkan
beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan waktu
operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang
dan jasa kepada pelanggan, serta peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi
pada pelanggan.
Salah satu teknologi informasi yang
tidak kalah pentingnya adalah pemakaian Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah komunikasi antar komputer dengan tujuan meningkatkan
efektivitas dan mengurangi pekerjaan yang sifatnya klerikal. Hansen dan
Hill (1989) mendefinisikan EDI sebagai pergerakan dokumen bisnis dalam
format terstruktur antara berbagai patner bisnis dalam suatu organisasi. Dengan
EDI, dokumen yang diterima dapat memerintahkan komputer secara otomatis.
EDI yang terintegrasi memberikan peluang pada manajer untuk berkonsentrasi
penuh pada pengambilan keputusan strategik dan meningkatkan kemampuan dalam
pengendalian beberapa aktivitas.
Teknologi akan terus berkembang.
Teknologi informasi yang kuat akan menjadi competitive edge bagi
perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier (Fasio, 1994). Bagi
organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan
teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya (Hanscombe, 1989).
PENGARUH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
BIDANG
AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem informasi akuntansi manajemen
adalah sistem informasi yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk
mencapai tujuan khusus manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi
akuntansi manajemen. Proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti
pengumpulan, (collecting), pengukuran (measuring), penyimpanan (storing),
analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan pengelolaan (managing)
informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa laporan khusus, biaya produksi,
biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan
komunikasi
personal.
Sistem informasi akuntansi manajemen
mempunyai tiga tujuan utama, yaitu (1) untuk menyediakan informasi yang
digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan
manajemen, (2) untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan yang berkesinambungan, serta (3)
untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen,
2000). Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara
menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu manajemen mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan masalah,
dan mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan
digunakan dalam semua lingkup manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi, kebutuhan akan informasi tidak terbatas
pada organisasi manufaktur, tetapi juga mencakup organisasi dagang dan jasa.
Akuntansi manajemen harus mampu
menghadapi tantangan perubahan lingkungan sehingga dapat menghasilkan informasi
yang sesuai dengan perubahan teknologi manufaktur, teknologi sistem informasi
dan persaingan global. Sistem akuntansi manajemen harus mampu beradaptasi
dengan kemajuan teknologi. Selain itu, kemajuan teknologi membawa dampak
terhadap perkembangan dunia industri yang menuntut adanya kriteria penilaian
kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan secara optimal. Kriteria tersebut
menyebabkan bidang akuntansi manajemen untuk dapat menyajikan informasi yang
dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji
dalam rangka pengambilan keputusan manajemen, baik strategik maupun taktis.
Akuntansi manajemen hendaknya
memperhatikan aplikasi konsep-konsep manajemen dan akuntansi yang tepat, serta
teknik untuk menyajikan informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dalam
melakukan perencanaan, pengawasan, pengambilan keputusan, dan alokasi sumber
daya yang paling ekonomis. Dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki,
penerapan teknologi informasi merupakan suatu tantangan bagi akuntansi
manajemen dalam menghadapi teknologi yang ada. Akuntan manajemenlah yang
menentukan keputusan untuk menyesuaikan kemampuan teknologi informasi dengan kemampuan
atau kapasitas perusahaan. Akuntan manajemen bertanggung jawab menciptakan
iklim yang positif untuk melakukan perubahan didalam suatu organisasi.
Jelasnya, terdapat keuntungan bagi manajemen untuk mengaplikasikan teknologi
informasi. Teknologi informasi juga dapat memberikan kesempatan dan mendukung
perusahaan untuk mampu lebih berkompetisi dalam era globalisasi. Pengertian
kemampuan yang lebih kompetitif mengacu pada penyediaan fasilitas untuk dapat
bersaing melalui perbaikan mutu pelayanan.
Berikut ini adalah beberapa contoh
implementasi teknologi informasi dalam akuntansi manajemen. Penerapan EDI dalam
Just In Time (JIT) menawarkan pengendalian persediaan, mengarahkan
orientasi pada kualitas dan efisiensi tenaga kerja. EDI juga memberikan peluang
pada akuntan manajemen dalam meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan production,
shedulling, sales forecasting, mempercepat internal response time,
berhubungan secara lebih dekat dengan pelanggan, dan membantu manajemen dalam
meningkatkan pengendalian aktivitas bisnis.
Tantangan bagi akuntan manajemen
lainnya adalah berupa tekanan luar yang berasal dari partner dagang (internal
pressure). Banyak perusahaan dan organisasi yang menyadari bahwa mereka
tidak dapat melanjutkan aktivitas usahanya bila
tidak
bergabung dengan Information Technology Network. Perusahaan yang ketinggalan
dalam menerapkan teknologi informasi akan sulit berkomunikasi dengan yang lain
disamping tidak dapat bersaing. Sedangkan perusahaan yang telah
mengimplementasikan teknologi informasi merasa enggan untuk berhubungan dengan
perusahaan yang belum mengimplementasikan teknologi informasi. Akuntan
manajemen juga harus mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi
informasi. Mereka harus mampu menyesuaikan tingkat perkembangan perusahaan
dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang ada. Implementasi
teknologi informasi harus mempertimbangkan bukan hanya biaya investasi saja,
melainkan juga biaya perawatan dan biaya operasi, termasuk biaya tenaga ahli
dan pemakaian jaringan pada pihak ketiga.
Akhirnya, dalam mengadopsi dan
mengimplementasikan teknologi informasi harus juga disesuaikan dengan kultur
atau budaya manusia secara umum. Jangan sampai dalam mengadopsi dan
mengimplementasikan teknologi informasi tersebut hanya melihat dari sisi teknologinya
saja tanpa mempertimbangkan konteks social dan kultur di negara asal yang
kondisinya jauh berbeda. Dari gambaran diatas, terdapat suatu fenomena yang
menarik, yaitu sistem informasi dan teknologi yang canggih akan memberikan
peluang untuk membuat organisasi lebih hidup.
makasih, semoga bermanfaat... :-)
BalasHapus