Industri
rental mobil sangat kompetitif, dan Hertz (hertz.com), perusahaan rental mobil
terbesar di dunia berkompetisi melawan ratusan perusahaan di ribuan tempat.
Kompetisi berfokus pada perolehan pelanggan dan loyalitas. Dalam beberapa tahun
terakhir, kompetisi telah diintensifkan, dan keuntungan industry telah ditekan.
Selasa, 23 Juli 2013
Kamis, 11 Juli 2013
Mengelola Proyek TI, Peningkatan Proses, dan Perubahan Organisasional
14. 1.
Mengadopsi Proyek TI
KERANGKA PENGADOPSIAN RANCANGAN TI
Siklus hidup adopsi teknologi (technology adoption lifecycle) mulanya
dikembangkan pada tahun 1957 di Iowa Store College (Beal, Rogers, Bohien,
1957). Enam tahun kemudian, seorang ahli ilmu sosial Everett Rogers menyebarluaskan
penggunaan model ini dalam bukunya, Diffusion
of Innovations, untuk memasukkan adopsi teknologi yang muncul. Ia memperkenalkan
proses difusi inovasi yang penggunaannya meluas dalam menilai adopsi teknologi
dan difusinya (penyebarannya). Rogers mengusulkan empat elemen pada pengadopsian
teknologi: (1) teknologi itu sendiri, (2) saluran komunikasi dimana informasi dipertukarkan
antara pengguna adopsi yang potensial (misalnya, media massa dan
interpersonal), (3) kecepatan dimana teknologi yang muncul telah diadopsi, dan
(4) sistem sosial dimana inovasi yang diperkenalkan dapat dipengaruhi oleh para
pemimpin opini internal dan agen perubahan eksternal.
Kamis, 04 Juli 2013
PENGGABUNGAN USAHA DAN AKUNTANSI INVESTASI SAHAM
·
PENGGABUNGAN USAHA
Dunia
usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu
produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul
persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan.
Untuk
mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling
menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan
melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan
yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Berdasarkan
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.22 paragraf 08 tahun 1999:
”Penggabungan usaha
(business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting
wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain”
Sedangkan
menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai berikut:
”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”
”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”
Dari
definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan
usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN MENURUT SEGMEN DAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM
A. Laporan Keuangan Segmen
Pelaporan
informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No. 5. PSAK No. 5
menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan,
khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda.
Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen, perusahaan menggambarkan
aktivitas masing – masing segmen industri dan menunjukan komposisi masing –
masing wilayah geografis yang dilaporkan.
Tujuan untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan
berdasarkan segmen yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam
rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam:
A. memahami kinerja masa lalu perusahaan secara
lebih baik;
B. menilai risiko dan imbalan perusahaan secara
lebih baik; dan
C. menilai perusahaan secara keseluruhan secara
lebih memadai.
AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN JASA PERSONALIA
·
MERENCANAKAN AUDIT ATAS
SIKLUS PRODUKSI
Siklus
produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta
transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Siklus
produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :
1.
Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran
berbagai biaya overhead
2.
Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja
pabrik
3.
Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi
Selasa, 04 Juni 2013
IMBALAN KERJA
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.24 (Revisi 2004)
Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan, menjelaskan mengenai PSAK no.24 “Imbalan Kerja” antara lain sebagai berikut:
Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan, menjelaskan mengenai PSAK no.24 “Imbalan Kerja” antara lain sebagai berikut:
·
kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya dan
berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan dan
·
beban jika perusahaan menikmati manfaat ekonomis yang
dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan
kerja.
Senin, 27 Mei 2013
Activity-Based Costing (ABC)
A.
A. Distorsi Biaya
Penentuan biaya produksi dengan metode traditional costing dapat menimbulkan
distorsi biaya produksi. Hal ini disebabkan karena metode tersebut hanya
mempergunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya,
sementara setiap sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi berdasarkan
basis yang berbeda pula. Untuk mengatasi keterbatasan pada metode traditional costing maka dikembangkan
sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas yang disebut Activity Based Costing, yang didasari oleh asumsi bahwa aktivitas
mengkonsumsi biaya dan produk mengkonsumsi aktivitas. Dengan demikian, penyebab
dari dikonsumsinya biaya adalah aktivitas yang dilakukan untuk membuat suatu
produk, bukan produk itu sendiri. Maka dengan metode Activity Based Costing pembebanan biaya tidak selalu dianggap
proporsional terhadap volume produk, melainkan proporsional terhadap
pengkonsumsian sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
membuat produk tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)